Brasilia (ANTARA) - Bank sentral Brazil menargetkan inflasi pada 2023 "di sekitar" 3,25 persen tetapi kurang dari 4,0 persen, kata ketuanya, Roberto Campos Neto, pada Kamis (23/6/2022), saat pembuat kebijakan menaikkan suku bunga untuk mendinginkan lonjakan harga-harga konsumen di ekonomi terbesar Amerika Latin itu.

Ketika menaikkan suku bunga utamanya menjadi 13,25 persen minggu lalu dan memperkirakan kenaikan lain untuk Agustus, bank sentral mengatakan sedang mencari untuk memastikan inflasi tahun depan berkumpul "di sekitar target" daripada "ke targetnya."

"Sekitar kurang dari 4,0 persen, hanya untuk memperjelasnya," kata Campos Neto dalam konferensi pers secara daring. Dia mengulangi panduan bank sentral bahwa suku bunga akan naik dan tetap berada di wilayah kontraksi yang signifikan lebih lama untuk melawan inflasi.

Harga-harga konsumen meroket pada tingkat 11,7 persen dalam 12 bulan hingga Mei.

Menurut Campos Neto, strategi itu diperlukan karena ketidakpastian menandai jalur inflasi Brazil.

Terlepas dari usulan pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar, Campos Neto mengatakan para pembuat kebijakan belum melihat perubahan yang relevan dalam keseimbangan risiko inflasi, yang dia indikasikan masih belum condong positif.

Pada catatan yang lebih positif, bank sentral pada Kamis (23/6/2022) pagi mengangkat prospek pertumbuhan ekonomi untuk 2022 menjadi 1,7 persen dari 1,0 persen, didukung kinerja yang lebih kuat dari perkiraan pada kuartal pertama.

Ketika ditanya tentang program ekonomi kandidat presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva dan kritiknya terhadap "orientasi pasif negara itu terhadap kebijakan nilai tukar dalam beberapa tahun terakhir," Campos Neto mengatakan bank sentral percaya pada nilai tukar mengambang dan akan tetap pada pendirian itu.

Lula, mantan presiden sayap kiri, memimpin atas Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro dalam jajak pendapat menjelang pemilihan 2 Oktober.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022