Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik sedikit di awal perdagangan Asia pada Jumat pagi, karena negara-negara berusaha untuk mengatasi keterbatasan pasokan minyak mentah dan bahan bakar global.

Minyak mentah berjangka Brent naik 39 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 110,44 dolar AS per barel pada pukul 00.12 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 37 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 104,31 dolar AS per barel.

OPEC dan negara-negara produsen sekutu termasuk Rusia kemungkinan akan tetap pada rencana untuk mempercepat peningkatan produksi pada Agustus, dengan harapan mengurangi harga minyak mentah dan inflasi ketika Presiden AS Joe Biden berencana untuk mengunjungi Arab Saudi, kata sumber.

Kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ sepakat pada pertemuan terakhirnya pada 2 Juni untuk meningkatkan produksi sebesar 648.000 barel per hari pada Juli, atau 7,0 persen dari permintaan global, dan dengan jumlah yang sama pada Agustus, naik dari rencana awal untuk menambah 432.000 barel per hari selama tiga bulan sampai September.

Namun, kelompok tersebut telah kesulitan untuk mencapai target kenaikan bulanan karena kurangnya investasi di ladang minyak oleh beberapa anggota OPEC dan, baru-baru ini, kehilangan dalam produksi Rusia.

Para penyuling minyak utama AS dan Menteri Energi Jennifer Granholm muncul dari pertemuan darurat mengenai masalah tersebut tanpa solusi konkret untuk menurunkan harga, menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut, tetapi kedua pihak sepakat untuk bekerja sama.

Perkiraan mingguan resmi untuk persediaan minyak AS dijadwalkan akan dirilis pada Kamis (23/6/2022) tetapi masalah teknis akan menunda angka-angka itu hingga minggu depan, kata Badan Informasi Energi AS, tanpa memberikan garis waktu yang spesifik.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022