Jakarta (ANTARA) - Perusahaan startup (rintisan) aplikasi investasi multi-aset inovatif di Indonesia Pluang turut mendukung isu prioritas keberagaman dan inklusi keuangan digital di forum Y20.

“Pluang memiliki visi untuk turut serta mengambil bagian dalam mendukung program pemerintah terkait pembangunan perekonomian Indonesia yang lebih kuat dengan mengambil bagian untuk mempopulerkan cara berinvestasi yang terjangkau sebagai solusi bagi inklusi keuangan masyarakat Indonesia,” kata Director of External Affairs Wilson Andrew dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Wilson menuturkan Pluang merupakan official partner Pra-KTT Y20 ke-4 di Manokwari, Papua Barat pada 18-19 Juni lalu yang mengangkat tema inklusi dan keberagaman. Tema tersebut sesuai dengan tujuan Pluang yang mendukung pemerataan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan generasi muda yang meraih kebebasan finansial.

“Pluang menitikberatkan untuk memberikan kesempatan. Kami memilih nama ini karena kami percaya kesempatan untuk meraih kebebasan finansial bisa diraih oleh siapa saja dan kami bercita-cita untuk terus memperluas inklusi keuangan di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Tingkat inklusi keuangan di Indonesia sudah mulai menunjukkan pemerataan. Berdasarkan data yang dihimpun dari BEI pada tahun 2021, lebih dari 30 persen sebaran angka investor retail di Indonesia kini telah tersebar di luar Pulau Jawa. Tren positif pada inklusi keuangan digital ini juga sejalan dengan proporsi demografi pengguna Pluang per tahun 2022 ini, dimana seperempat pengguna Pluang sudah tersebar di luar Pulau Jawa. Proporsi tersebut berasal dari kota-kota seperti Makassar (9,4 persen), Medan (5,7 persen), Palembang (5,6 persen) dan Pekanbaru (3,8 persen).

Namun, inklusi keuangan nyatanya belum diiringi peningkatan literasi keuangan. Berdasarkan data OJK tahun 2019, angka literasi keuangan masih berada di 38,08 persen, sedangkan tingkat inklusi finansial telah mencapai 76,19 persen dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai 67,8 persen.

“Laju inklusi finansial sendiri masih jauh tertinggal dari masifnya akses teknologi inklusi digital. Kondisi tersebut disebutnya menjadi tantangan untuk industri finansial dalam menggalakkan literasi keuangan sehingga masyarakat memahami bahwa seluruh investasi itu memiliki risiko dan potensinya masing-masing,” tutur Wilson.

Selain itu, Pluang juga menemukan bahwa jumlah investor perempuan hanya sepertiga dari keseluruhan jumlah pengguna Pluang. Padahal, perempuan memiliki peran penting dalam tata kelola finansial rumah tangga.

Oleh karena itu, Pluang bertekad untuk terus memperluas cakupan program literasi keuangan untuk dapat menjangkau lebih banyak investor perempuan dan mampu menciptakan kondisi investasi yang inklusif bagi mereka.

Lebih lanjut Wilson menyampaikan bahwa sejalan dengan hasil Pra-KTT Y20 yang mendorong pemerataan sistem pendidikan secara menyeluruh bagi semua khalayak khususnya pemuda, Pluang juga bertekad untuk turut serta mengedepankan pendidikan inklusif dan memberikan solusi bagi inklusi finansial yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia serta memberikan akses literasi keuangan melalui program-program edukasi di berbagai platform.

Adapun per April 2022, Pluang memiliki 6,7 juta pengguna dengan pertumbuhan mencapai 68 persen dari tahun lalu dengan rata-rata umur dari pengguna di 30 tahun. Pluang kini memiliki beberapa produk investasi diantaranya Emas Digital, Micro E-Mini Index Futures, Saham AS CFD, Aset Digital, dan Reksa Dana.

Baca juga: Menkeu: Peningkatan inklusi keuangan perempuan kurangi kemiskinan

Baca juga: Kartu Prakerja dinilai dukung akselerasi inklusi keuangan digital


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022