Jakarta (ANTARA) - Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) fokus melakukan riset peningkatan nilai tambah sumber daya lokal untuk mendukung teknologi baterai untuk kendaraan listrik.

"Kami akan fokus pada riset untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal seperti nikel sebagai bahan baterai melalui proses yang ramah lingkungan dan hemat biaya," kata Kepala ORNM BRIN Ratno Nuryadi dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat.

Ratno menuturkan kendaraan listrik membutuhkan sistem penyimpanan energi berupa baterai untuk memastikan tingkat kinerja kendaraan yang diinginkan. Sehingga, riset dan pengembangan teknologi baterai sangat penting.

Ia mengatakan baterai ion litium memiliki aplikasi yang sangat luas, terutama untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi. Aplikasi tersebut menuntut berbagai kinerja baterai seperti ringan, ukuran kecil, biaya rendah, aman, dan andal.

Baca juga: BRIN fasilitasi pengujian produk pertanian dan perikanan

Baca juga: BRIN: Pajak karbon perlu didukung kebijakan lain kurangi dampak sosial


"Teknologi utama dari baterai ini termasuk material, manufaktur, dan sistem manajemen baterai. Namun, teknologi material memiliki peran paling penting," ujarnya.

Oleh karena itu, Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material BRIN juga fokus pada riset material dari hulu hingga hilir, yakni dari teknologi penambangan, sintesis prekursor, bahan aktif, hingga proses daur ulang.

Ratno juga menuturkan sejumlah topik penelitian tentang teknologi baterai telah menarik minat para peneliti dan industri, termasuk spesifikasi daya, efisiensi energi, tingkat pengisian, masa pakai, lingkungan pengoperasian, biaya, daur ulang, dan keselamatan.

Ia berharap Kelompok Riset Baterai di Pusat Riset Material Maju ORNM dapat fokus mendalami teknologi inti baterai, sehingga dalam waktu dekat dapat menghasilkan hasil riset yang dapat meningkatkan kemandirian teknologi bangsa.

BRIN juga membuka peluang kerja sama riset baterai dengan universitas, industri dan lembaga riset lain baik di tingkat nasional maupun internasional dalam berbagai platform, antara lain degree by research (DBR), program pascadoktoral, visiting researcher, dan juga visiting professor.*

Baca juga: BRIN usul PLTU di bawah 25 MW tidak kena pajak karbon

Baca juga: BRIN: Peta jalan pajak karbon pertimbangkan kesiapan sektor prioritas

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022