"Cepat tidaknya proses kesembuhan ternak yang kena PMK itu tergantung peternaknya, kalau hanya mengandalkan petugas sembuhnya itu agak lama," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo di Bantul, Jumat.
Oleh karena itu, dia juga mengharapkan agar peternak juga aktif berpartisipasi dalam melakukan penanganan dan pengobatan ternak yang kena PMK, dan tidak hanya mengandalkan petugas atau dokter hewan puskeswan yang jumlahnya terbatas.
Dia menyebutkan, total ternak di Bantul baik sapi dan kambing yang secara klinis terinfeksi virus yang menyerang mulut dan kaki itu sebanyak 1.894 ternak, telah mati enam ekor, potong paksa 29 hewan dan dinyatakan sembuh 210 ternak.
Baca juga: MUI OKU: Hindari hewan terpapar PMK menjadi kurban
Baca juga: Jakarta Utara temukan tiga ekor sapi dari Bima diduga idab PMK
Joko berharap, peternak yang memiliki ternak yang terjangkit PMK agar selalu menjaga kebersihan, melakukan perawatan secara khusus, dan memberikan obat-obatan sesuai yang diarahkan dari dokter hewan setempat.
"Kalau peternak jaga kebersihan mau merawat dan mengobati yang sakit cepat sembuh, kalau malas mengandalkan petugas semakin lama sembuhnya. Peternak harus mau membersihkan dan berikan obat tradisional saya kira lebih cepat sembuhnya," katanya.
Terkait dengan vaksin anti PMK, kata dia, pihaknya sudah mengajukan Kementerian Pertanian, dikarenakan vaksin tersebut akan diproduksi oleh pemerintah pusat untuk didistribusikan ke seluruh daerah yang membutuhkan.
"Untuk vaksin PMK, kita masih nunggu, mudah-mudahan minggu depan, untuk Bantul berapa jumlahnya tidak tahu, tetapi kalau untuk DIY diberikan 4.000 dosis, Bantul diberi berapapun kita terima," katanya.*
Baca juga: Satgas PMK pastikan percepatan penanganan di wilayah zona merah
Baca juga: Hewan positif PMK hingga kuku terlepas tak sah jadi hewan kurban
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022