Khususnya usia remaja bisa dititipkan di salah satu klub yang sudah memiliki nama, dari sana mereka bisa memiliki jam terbang untuk bertanding
Banda Aceh (ANTARA) - Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mengharapkan agar atlet muda bulu tangkis Aceh bisa mendapat pembinaan di klub-klub ternama Tanah Air, sebagai salah satu persiapan menghadapi PON 2024 Aceh-Sumut.

Sekretaris Jendral PP PBSI Muhammad Fadil Imran, Sabtu, mengatakan dalam program pembinaan prestasi, Pengurus Provinsi (Pengprov) PBSI Aceh perlu memikirkan agar atlet mudah Aceh bisa berlatih di Perkumpulan Bulu tangkis (PB) besar di Jakarta, sehingga bisa berkembang.

“Khususnya usia remaja bisa dititipkan di salah satu klub yang sudah memiliki nama, dari sana mereka bisa memiliki jam terbang untuk bertanding,” kata Fadil di sela pelantikan Pengprov PBSI Aceh periode 2022-2026 di Banda Aceh, Sabtu.

Baca juga: Menpora berharap Aceh harus pelajari desain olahraga nasional

Fadil menjelaskan ketika atlet-atlet muda asal Tanah Rencong ini mendapatkan pembinaan di PB ternama, maka jam terbang atlet untuk bertanding akan semakin tinggi sehingga akan meningkatkan kemampuan dalam bermain.

Ia mencontohkan klub-klub ternama tersebut antara lain PB Exist, PB Jaya Raya, dan PB Djarum yang melahirkan banyak atlet nasional. Ketika berada di salah satu PB tersebut, maka atlet Aceh akan mendapatkan kesempatan bermain dalam seleksi nasional.

Jika tidak seperti itu, lanjut Fadil, maka atlet-atlet Aceh hanya akan menjadi jago kandang.

Apalagi, Aceh akan menjadi tuan rumah bersama Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 dengan Sumatera Utara (Sumut), sehingga untuk pengembangan atlet sangat dibutuhkan kerjasama antara PBSI Aceh, KONI Aceh dan Pemerintah Aceh.

“Kalau ikut (pembinaan) di Jawa tentunya peran Kadispora sangat besar menuju emas raih Aceh PON 2024, ini kerja bersama bukan hanya kerja PBSI,” katanya.

Baca juga: Deklarasi PON Aceh-Sumut, Menpora bicara tolok ukur prestasi-pembinaan

Fadil menilai, Aceh memiliki peluang. Secara histori, atlet bulu tangkis Aceh pernah menjadi raja Sumatera dalam pekan olahraga wilayah (Porwil) pada 1999 di Jambi, dan terakhir kali mengukir prestasi pada Porwil 2003 di Lampung.

“Artinya ada sejarah, meski 16 tahun berlalu ini puasa gelar. Mudah-mudahan dengan diisi pak Safarudin (Ketua Pengprov PBSI Aceh) yang visioner dan memiliki relasi yang luar biasa ini, bisa mentransformasi PBSI Aceh, ujungnya medali emas, perak, perunggu bisa diraih di PON 2024,” katanya.

Di sisi lain, PP PBSI juga meminta Pengprov PBSI Aceh untuk memperkuat sistem informasi PBSI. Hingga saat ini, kata dia, pihaknya mencatat ada tujuh PB di Aceh dengan total 121 atlet. Posisi Aceh berada di peringkat ke 28 dari 34 provinsi di Tanah Air.

“Ini diharapkan bisa kita bangun dan kita kembangkan sehingga kita memonitor atlet dari Aceh dengan lebih baik. Kami yakin atlet bulu tangkis di Aceh lebih dari itu, cuma mungkin belum proaktif mendaftar dalam sistem informasi PBSI,” katanya.

Baca juga: KONI isyaratkan pembatasan mutasi atlet untuk PON Aceh-Sumut

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022