Denpasar (ANTARA) - Lomba lari Indonesia International Marathon 2022 yang berlangsung di Bali, Minggu, diharapkan menjadi ajang bagi para atlet dan pelari lainnya untuk memecahkan rekor nasional.

Oleh karena itu, para atlet lari nasional yang menjadi juara Indonesia International Marathon 2022 berharap kegiatan itu dapat berlangsung rutin tiap tahun.

“(Lomba lari, red.) ini salah satu event yang banyak men-challenge (memberi tantangan, red.) bagi atlet untuk bisa break (memecahkan, red.) national record (rekor waktu nasional, red.). Harapannya ke depan ini bisa jadi event tahunan, karena dengan challenge seperti ini saya yakin lambat laun kami bisa memecahkan rekor itu,” kata Agus Prayogo, atlet lari nasional yang sukses menjadi pelari tercepat pada Indonesia International Marathon, Minggu.

Agus Prayogo, peraih medali perak marathon SEA Games 2021, pada ajang Indonesia International Marathon 2022 tiba di garis finish setelah berlari selama 2 jam 36 menit dan 16 detik.

Di urutan kedua, ada pelari dari TNI AD Rikki Marthin Luther Simbolon yang tiba di garis finish setelah berlari selama 2 jam 37 menit dan 39 detik. Kemudian, urutan ketiga diisi oleh atlet lari asal Kalimantan Selatan Muhammad Ady Saputra yang catatan waktunya 2 jam 48 menit dan 43 detik.

Penyelenggara Indonesia International Marathon 2022 menetapkan rekor yang harus dipecahkan oleh para peserta adalah catatan waktu mendiang Eduardus Nabunom, pelari nasional yang wafat pada 2020, yaitu 2 jam 19 menit.

Hadiah yang dijanjikan kepada peserta jika mampu memecahkan rekor di bawah itu mencapai Rp1 miliar.

Namun, 3.500 peserta dari 15 negara yang mengikuti Indonesia International Marathon 2022 belum mampu memecahkan rekor tersebut, termasuk para juaranya di kategori nasional pria, nasional wanita, internasional pria, dan internasional wanita.

Baca juga: Indonesia International Marathon kembali hadir di Bali 26 Juni

“Dua jam 19 menit itu memang tidak mudah apalagi saya berlari di negara tropis dan kelembapan Denpasar tidak jauh berbeda dengan Jakarta,” kata Agus Prayogo, yang saat ini juga berdinas sebagai prajurit TNI AD.

Meskipun ada ragam kesulitan yang dihadapi, Agus mengaku menikmati rute marathon yang membentang dari Grand Inna Bali Beach Sanur, Denpasar, kemudian Bypass Ngurah Rai, Kuta, Legian, Seminyak, dan Sunset Road di Badung dan kembali lagi ke Grand Inna.

“Kalau treknya tadi enak banget waktu berangkat saya start dari Sanur, sampai di daerah Kuta landai, turun, pas pulangnya naik, tetapi landai juga. Tantangannya pas balik,” kata Agus.

Pendapat yang sama turut disampaikan pemenang marathon nasional kategori wanita, Odekta Naibaho yang mencatatkan waktu 2 jam 53 menit.

Odekta, peraih medali emas marathon di SEA Games 2021, menjelaskan rute berlari di ajang Indonesia International Marathon cukup bervariasi.

“Tantangannya banyak banget ya, karena rutenya kami melewati rute ke arah Kuta dan Seminyak. Jadi cukup banyak tikungan kemudian anginnya kencang, dan agak crowded (ramai, red.),” kata Odekta kepada para jurnalis di Grand Inna Bali Beach Sanur, Denpasar, Minggu.

Agus Prayogo dan Odekta Naibaho yang menjadi juara di masing-masing kategori pada penghujung acara mendapatkan medali emas serta hadiah uang tunai Rp125 juta.

Baca juga: Maybank Marathon latihan rutin jelang ajang di Bali
Baca juga: Borobudur Marathon siap kerja sama dengan Berlin Marathon

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022