Matriksnya AVPN luar biasa karena kehadiran 1.100 peserta, terjadi lebih dari 500 koneksi, lebih dari 700 pertemuan, ada 310 follow up dan 114 peserta per sesi (pertemuan)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan penyelenggaran Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) Conference 2022 di Bali merupakan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) non-pemerintah terbesar yang mengedepankan pariwisata berkualitas.

“Matriksnya AVPN luar biasa karena kehadiran 1.100 peserta, terjadi lebih dari 500 koneksi, lebih dari 700 pertemuan, ada 310 follow up dan 114 peserta per sesi (pertemuan),” ujar dia dalam Weekly Press Briefing yang dipantau virtual, Jakarta, Senin.

Ajang tersebut mendatang para peserta dari Amerika Serikat, Eropa, hingga belahan dunia lainnya yang secara rata-rata menghabiskan waktu di Bali selama 7-10 hari, sementara untuk wisatawan Nusantara selama dua hari.

Selain berbelanja kebutuhan makan, minum, dan suvenir, peserta mancanegara juga berpartisipasi dalam kegiatan keberlanjutan lingkungan.

Misalnya, promosi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Jejak.in tentang Carbon Footprint Calculator (CFPC) sudah mulai mendapatkan respon yang positif.

“Waktu saya pidato dalam AVPN Conference, saya mengucapkan ‘kalian ini dari jauh-jauh musti menanam 35 pohon.’ Sebagian dari sudah mulai tertarik karena mau bayar dan ikut menanam mangrove secara langsung, atau hanya membayar secara cash karena tak punya waktu untuk menanam pohon,” ungkap Menparekraf.

Adanya respon positif yang diberikan para peserta membuat pihaknya bahagia karena mereka memiliki kesadaran untuk mengedepankan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.

Seperti diketahui, Menparekraf menyatakan program CFPC merupakan upaya penyerapan jejak karbon yang dihasilkan industri pariwisata demi membantu mencegah dampak buruknya terhadap iklim.

Karbon kalkulator akan menghitung seberapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas seseorang wisatawan dari dan ke destinasi wisata tertentu.

Misalnya, dirinya hendak menuju Bali dari New York di Amerika Serikat menggunakan pesawat kelas ekonomi. Berdasarkan perhitungan kalkulator karbon, maka Menparekraf harus menanam 20 pohon sebagai bentuk pelunasan karbon (carbon offset) dari karbon yang dikeluarkan pesawat.

Pelunasan karbon dengan menanam pohon adalah implementasi dari upaya mengurangi emisi karbon yang dirilis ke atmosfer, lalu dilunasi dalam jumlah yang sama. Hal ini ditujukan untuk menciptakan ruang hijau yang lebih luas sehingga dapat memperbaiki kualitas udara.

“Nanti diberikan opsi di destinasi seperti Bali untuk menanam mangrove, mungkin di desa wisata Pemuteran di Buleleng atau kita bisa menanam pohon di Danau Batur. Ini adalah program-program kita untuk melakukan offset atau donasi melalui penanaman pohon dan juga bisa mangrove maupun kegiatan lainnya,” ucapnya di Jakarta, Senin (30/5).

Baca juga: Filantropis-investor dunia beri masukan untuk penyelenggaraan KTT G20
Baca juga: Menparekraf berharap AVPN hadirkan peluang investasi sektor parekraf
Baca juga: Sandi dukung Bali jadi kawasan "workcation" dengan visa digital nomad

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022