Jakarta (ANTARA) -
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menekankan bahwa disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi merupakan faktor penting sebagai upaya pencegahan kenaikan kasus seiring berkembangnya sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

"Ayo kita kembali memakai masker di ruang terbuka, mari kita bantu pemerintah untuk meningkatkan vaksinasi booster (penguat)," ujar Ketua Kelompok Kerja Infeksi PDPI Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) dalam webinar bertema "Update on Management of COVID-19" di Jakarta, Selasa.

Ia mengingatkan bahwa puncak gelombang COVID-19 sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 berpotensi terjadi dalam waktu dekat seiring cepatnya transmisi dari sub varian itu.

Jika melihat pola yang terjadi di Afrika Selatan dan sejumlah negara yang mengalami kenaikan kasus akibat sub varian Omicron itu, Erlina mengatakan, puncak kasus dari sub varian Omicron itu terjadi setelah 30 hari ditemukan.

Baca juga: Pakar: Kelompok rentan sebaiknya tetap pakai masker di luar ruangan

Ia mengatakan sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 ditemukan di Indonesia sekitar awal Juni 2022. Dan pada pertengahan Juni terlihat kasus COVID-19 mulai meningkat, bahkan sempat menyentuh ke angka 2.000 kasus pada 24 Juni lalu.

"Kecepatan pertumbuhan atau berkembangbiaknya dari varian ini (BA.4 dan BA.5) sangat cepat, transmisinya juga cepat dan mampu menghindari perlindungan dari sistem imun," paparnya.

Ia mengatakan, meski tingkat keparahan yang disebabkan sub varian Omicron itu jauh lebih rendah dibandingkan varian yang lain, namun masyarakat harus tetap disiplin protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi dosis penguat.

"Pandemi ini masih jauh dari selesai karena virus terus bermutasi dan peningkatan kasus terus terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu penting melakukan upaya-upaya perlindungan diri serta pencegahannya," katanya.

Menurutnya, protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak) serta melaksanakan 3T, yakni pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing) dan pengobatan (treatment) terbukti ampuh mencegah penyebaran COVID-19.

"Vaksin juga tetap efektif dalam mengurangi tingkat perawatan dan kematian akibat COVID-19," ucapnya.

Baca juga: Satgas COVID-19 minta masyarakat Bali tetap patuhi protokol kesehatan

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022