Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Aman Bhakti Pulungan mengingatkan orang tua untuk mewaspadai penularan COVID-19 saat pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

Hal itu menyusul laporan kejadian kematian anak di bawah usia 12 di Singapura akibat SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Di Singapura sudah ada anak di bawah usia 12 tahun yang meninggal karena COVID-19. Ketika mendapatkan penanganan di rumah sakit, pasien anak tersebut sudah disertai radang otak dan kejang," kata Aman Bhakti Pulungan yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa malam.

Ia mengatakan kejadian itu menjadi bukti bahwa pandemi COVID-19 masih melanda dunia, tak terkecuali yang sekarang terjadi di Indonesia.

Mantan Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyorot pelaksanaan PTM di sekolah, sebab dianggap berisiko menjadi lokasi penularan Virus Corona.

Baca juga: IDAI kaji pemberian vaksin COVID-19 kepada anak usia di bawah 6 tahun

"Pada saat sekolah tatap muka, anak tetap harus pakai masker, kalau sakit jangan masuk ke sekolah dan kalau anak tidak sehat dan sakit, harus kita lapor ke sekolahnya dan tidak dianjurkan membuka masker di sekolah ataupun makan dan berkumpul," ujarnya.

Selain itu, jam belajar di sekolah sebaiknya diatur menyesuaikan kapasitas tampung sesuai protokol kesehatan, kata Aman menambahkan.

Aman mengatakan selama Juli 2022 diperkirakan kasus COVID-19 di Indonesia akan terus merangkak naik, sehingga orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan COVID-19 pada anak-anak.

"Pada saat liburan ini, liburan yang sehat jangan sampai terinfeksi. Pandemi belum selesai dan anak itu bisa terkena COVID-19 dan terinfeksi. Sehingga, jika ada gejala tolong testing," katanya.

Aman juga berpesan agar orang tua patuh pada pelaksanaan vaksinasi anak sesuai jadwal agar daya tahan tubuh meningkat.

Baca juga: IDAI: Imunisasi saat pandemi efisien cegah penyakit yang lebih menular

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022