Kondisi cuaca di wilayah Manggarai Barat saat ini buruk, memasuki musim timur atau monsoon timur dan dampaknya itu angin kencang serta gelombang tinggi
Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) Komodo Manggarai Barat, NTT mengimbau nelayan, elaku usaha, dan masyarakat untuk tidak membatasi dan atau tidak melakukan aktivitas di perairan khususnya perairan Labuan Bajo untuk mengantisipasi cuaca buruk yang sedang terjadi.

"Kondisi cuaca di wilayah Manggarai Barat saat ini buruk, memasuki musim timur atau monsoon timur dan dampaknya itu angin kencang serta gelombang tinggi," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu.

Hal itu disampaikan menyikapi informasi kapal wisata yang tenggelam di perairan dalam wilayah Taman Nasional Komodo karena cuaca buruk, Selasa (28/6) 2022 pagi.

Ia mengatakan, musim timur ini akan berlangsung selama tiga bulan yakni Juni hingga Agustus 2022. Pada periode tiga bulan ini, angin kencang dan gelombang tinggi tidak terus menerus terjadi setiap hari. Namun, hal itu perlu diantisipasi sesuai prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.

Saat ini, wilayah perairan sekitar Labuan Bajo berada pada kondisi angin bertiup dari timur-tenggara dengan kecepatan berkisar 10-25 knot. Selama tiga bulan ini, dampak lain yang ditimbulkan juga ialah suhu udara yang terasa dingin pada malam dan atau pagi hari.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat dan pelaku usaha yang sering melakukan aktivitas di wilayah perairan untuk memahami kondisi tersebut.

Pihaknya berharap nelayan, pelaku usaha dan masyarakat dapat memerhatikan informasi cuaca dari BMKG terkait peringatan dini gelombang tinggi dan angin kencang yang akan terjadi.

"Diharapkan masyarakat dan pelaku usaha lebih memerhatikan kondisi cuaca dari BMKG, sehingga pada saat kondisi cuaca ekstrem terutama angin dan gelombang tinggi, tidak melakukan aktivitas di laut," demikian Sti Nenotek.


Baca juga: Kapal wisata dengan delapan penumpang tenggelam di Labuan Bajo

Baca juga: Menparekraf: Pengembangan Labuan Bajo sesuai prinsip berkelanjutan

Baca juga: Dua wisatawan meninggal akibat kapal tenggelam di Labuan Bajo

Baca juga: BTNK larang aktivitas kembang api di kawasan Taman Nasional Komodo

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022