Jakarta (ANTARA) - Menurut Annisa Steviani selaku Certified Financial Planner, literasi finansial sangat penting untuk diajarkan sejak dini agar anak dapat mengatur keuangannya dengan lebih baik.

"Biasanya kalau orang tua itu menganggap kalau sudah ngajarin nabung, tandanya sudah ngajarin anak tentang keuangan. Padahal kita sendiri dari kecil diajarin nabung, tapi apakah sudah pasti bisa kelola uang? Belum tentu," kata Annisa saat diskusi daring, Rabu.

Annisa mengatakan bahwa untuk mengajarkan literasi finansial pada anak memang membutuhkan proses. Cara pertama yang bisa dilakukan oleh orang tua yang memiliki anak balita adalah dengan mengajarkan bahwa uang merupakan alat tukar.

"Jadi memang prosesnya itu banyak ya untuk ngajarin keuangan sama anak. Pertama, kalau anaknya masih balita, kita bisa ajarin bahwa uang itu sebagai alat tukar dulu. Kalau kita belanja ini ditukar lho, ini uangnya, ini barangnya kita ambil gitu," jelas Annisa.

Baca juga: wagely luncurkan inisiatif "Bulan Penuh Berkah"

Tak hanya itu, orang tua juga perlu untuk mengajarkan konsep bahwa orang dewasa perlu bekerja. Orang tua dapat menjelaskan bahwa uang yang didapatkan dari bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan harian seperti membayar listrik dan lain sebagainya. Dengan begitu, anak pun dapat mengerti tentang kegunaan uang dan lebih menerima bahwa orang tuanya harus pergi bekerja.

"Terus bisa mengajarkan balita konsep orang dewasa itu harus bekerja. Nanti akan dapat uang. Uangnya untuk apa? Bukan untuk beli mainan atau susu. Karena anak sekarang kritis-kritis 'Nggak usah beli mainan deh, tapi mama jangan kerja'. Jadi jelaskan kalau kerja untuk bayar listrik biar AC-nya bisa menyala, atau bisa beli air galon untuk minum gitu," tuturnya.

Cara lainnya untuk mengajarkan keuangan pada anak adalah dengan mengajaknya berbelanja. Dengan berbelanja sendiri, anak akan lebih mengerti konsep maha dan murah. Dia juga akan memahami apakah uangnya cukup untuk membeli barang yang diinginkan atau tidak.

"Lalu anak juga harus diajarin belanja. Karena dia nggak tahu mahal dan murah seperti apa. Apakah uangnya cukup atau nggak. Apalagi pandemi gini, belanjanya udah online. Dia bandingkan harga secara online. Bandingin ongkir, kualitas, tahu uangnya cukup atau harus menabung dulu. Jadi akan lebih gampang kalau uangnya sudah berbentuk digital. Jadi teknologi sekarang akan sangat berguna banget buat kita ngajarin ke anak-anak gimana sih caranya mengelola keuangan dengan lebih baik lagi," papar Annisa.

Setelah mengajarkan kepada anak tentang konsep menggunakan uang, Annisa menjelaskan bahwa anak dengan sendirinya akan mengerti dan menerapkan sikap berhemat dan menabung. Tak hanya itu, anak juga dapat lebih mengerti bahwa apa yang dia inginkan tidak dapat dibeli sekarang juga sehingga akan menumbuhkan sikap sabar untuk menunggu tabungannya cukup.

"Nanti secara natural anak juga akan sadar nabung kok. Dia akan ngerti bahwa uangnya belum cukup, secara natural dia akan tahu bahwa dengan menabung baru dia bisa beli apa yang dia mau. Akhirnya dia juga akan sadar bahwa nggak semua harus dibeli sekarang dan memang semua barang yang dibeli itu harus sesuai kemampuan," tutupnya.

Baca juga: Penyebab dan solusi untuk atasi permasalahan keuangan keluarga

Baca juga: Tips pertahankan keuangan usaha fesyen usai lonjakan omzet Ramadhan

Baca juga: Tips transaksi keuangan mudah dan aman jelang Lebaran

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022