London (ANTARA) - Euro melemah pada perdagangan Rabu, menyusul rilis data inflasi yang saling bertentangan di Jerman dan Spanyol yang menciptakan latar belakang yang sulit bagi pembuatan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB).

Nilai tukar euro jatuh ke level terendah enam hari di awal perdagangan London, setelah data menunjukkan inflasi Juni di negara bagian North Rhine-Westphalia (NRW) Jerman 0,1 persen lebih rendah dari Mei.

Tetapi euro memangkas kerugian tersebut, mendatar pada hari setelah data menunjukkan inflasi 12 bulan Spanyol telah meningkat menjadi 10,2 persen pada Juni, naik dari 8,7 persen pada Mei dan melampaui 10 persen untuk pertama kalinya sejak April 1985.

"Penurunan -0,1 persen dalam angka IHK Juni NRW Jerman telah menyebabkan pasar mempertanyakan hawkishness ECB ke depan," kata Jane Foley, kepala strategi valas di Rabobank di London.

Tapi kemudian kekuatan data inflasi IHK Spanyol telah membatalkan tekanan ke bawah pada euro dan menyajikan ECB dengan lebih banyak komplikasi dalam menetapkan kebijakan, tambahnya.

Investor akan mengamati data inflasi nasional untuk Jerman yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat serta panel di Forum ECB di Sintra, Portugal, dengan tiga gubernur bank sentral utama berbicara.

Presiden ECB Christine Lagarde, Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Gubernur Bank Sentral Inggris Andrew Bailey akan berbicara pada pukul 13.00 GMT.

Pada Selasa (28/6/2022), Lagarde tidak memberikan wawasan baru tentang jalur suku bunga Eropa di forum tahunan ECB.

ECB secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada Juli untuk pertama kalinya dalam satu dekade, mengikuti rekan-rekan globalnya, untuk mencoba mendinginkan percepatan inflasi, meskipun para ekonom terbelah atas besarnya kenaikan suku bunga.

Euro turun 0,08 persen menjadi 1,0513 dolar pada pukul 08.28 GMT setelah sebelumnya turun ke level 1,0486 dolar.

Sementara itu, dolar naik tipis, karena investor mencari keamanan di aset AS ketika saham turun secara global karena meningkatnya risiko resesi.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,06 persen menjadi 104,5, tetapi tetap di bawah level tertinggi dua dekade yang dicapai dua minggu lalu.

Ekuitas Eropa turun, menyusul kerugian besar di Wall Street pada Selasa (28/6/2022) setelah penurunan tajam dalam kepercayaan konsumen AS memicu kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi pada saat Fed AS bergegas menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi.


Baca juga: Euro terus naik jelang rilis data inflasi Eropa dan pidato Ketua ECB
Baca juga: Dolar menguat ditopang penghindaran risiko, sedangkan euro melemah
Baca juga: Euro tergelincir setelah data manufaktur dan jasa suram, dolar menguat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022