Tiap hari pada 2019, hampir ada 200 calon haji tersesat, sekarang paling banyak 20 orang
Mekkah (ANTARA) - Kepala Seksi Petugas dan Keamanan Jamaah Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Muftil Umam mengatakan jumlah kasus atau permasalahan yang dihadapi calon haji yang harus ditangani petugas sektor khusus Masjidil Haram pada 2022 jauh berkurang dibanding 2019.

"Hampir tidak ada risiko tinggi, seperti tahun 2019 yang luar biasa. Tiap hari pada 2019, hampir ada 200 calon haji tersesat, sekarang paling banyak 20 orang," kata Muftil Umam di Mekkah, Rabu.

Hasil evaluasi sementara, masalah jamaah yang paling banyak terjadi di Masjidil Haram adalah lupa atau tidak tahu jalan pulang ke hotel.

Baca juga: 67 calon haji dirawat di KKHI Mekkah

Tahun ini, jamaah yang seperti itu mudah diarahkan karena rata-rata masih berusia muda di bawah 65 tahun dengan tingkat pengetahuan yang mencukupi.

Jika terjadi masalah terhadap jamaah, langsung diatasi oleh petugas perlindungan jamaah  (linjam) misalnya jamaah tersesat. Petugas linjam wajib membantu sampai titik terminal bus.

Sedangkan untuk kasus di dalam Masjidil Haram hampir tidak ada, katanya.

Menurut dia, ada beberapa kasus kecil misalnya karena ketidaktahuan, jamaah menggunakan jasa kereta dorong ilegal.

Baca juga: Kemenag: Tidak cukup waktu untuk memproses tambahan 10.000 kuota haji

Begitu juga dengan permasalahan yang melibatkan otoritas Kerajaan Arab Saudi juga relatif tidak ada.

"Ada satu-dua masalah. Ada jamaah yang merokok. Ada yang merokok di sekitaran sai, habis sai langsung merokok, sehingga didatangi Askar. Akhirnya bisa diselesaikan," ujarnya.

Karena itu Muftil juga mengimbau jamaah bisa menahan agar tidak merokok di sekitaran masjid. Apalagi di dalam Masjidil Haram.

"Pertama, soal tingkah laku yang susah diubah, soal rokok. Kedua, membawa uang. Kadang jemaah suka menaruh sesuatu misalnya bawa uang, tasnya ditinggal saat wudhu, terus lupa. Yang penting lagi, jaga kesehatan kurangi ke luar hotel menyambut Armuzna,” kata dia.

KBIH juga diimbau untuk tidak membuat program umrah berkali-kali yang ujungnya menguras tenaga jamaah.

"KBIH tertentu ada yang menargetkan jamaahnya umrah 7-8 kali. Terutama di wilayah Jawa Barat. Ini menjadi beban jamaah, apalagi dalam kondisi kurang sehat. Kalau dipaksakan, sementara sebentar lagi kita akan melaksanakan puncak haji," ujarnya.

Baca juga: 78 ribu lebih calon haji Indonesia sudah tiba di Tanah Suci


 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022