Chicago (ANTARA) - Emas kembali tergelincir pada akhir perdagangan Kamis pagi,  memperpanjang penurunan untuk hari ketiga berturut-turut tertekan penguatan dolar AS di tengah kebijakan moneter Federal Reserve yang agresif untuk mengendalikan inflasi yang terus memanas.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, melemah 3,70 dolar AS atau 0,2 persen menjadi ditutup pada 1.817,50 dolar AS per ounce. Ini hampir merupakan ulangan sehari sebelumnya ketika harga turun 3,60 dolar AS.

Emas berjangka merosot 3,60 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.821,20 dolar AS pada Selasa (28/6/2022), setelah jatuh 5,5 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1,824,80 dolar AS pada Senin (27/6/2022), dan terdongkrak 50 sen atau 0,03 persen menjadi 1.830,30 dolar AS pada Jumat (24/6/2022).

Selama diskusi panel dengan kepala bank sentral lainnya di konferensi kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) di Sintra, Portugal, Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan pada Rabu (29/6/2022) tidak ada jaminan bahwa bank sentral dapat merekayasa soft landing untuk ekonomi AS.

"The Fed berlari melawan waktu untuk mengalahkan inflasi. Bank sentral tidak punya pilihan selain terus menaikkan suku bunga untuk mencapai hal ini, meskipun tidak ada jaminan bahwa itu dapat memberikan soft landing bagi perekonomian," kata Powell.

Para pejabat Fed telah menyetujui serangkaian kenaikan suku bunga dan diperkirakan akan melanjutkan pengetatan kebijakan sampai inflasi mendekati target mereka 2,0 persen.

"Emas masih terjebak dalam kisaran perdagangan yang luas, tetapi keruntuhan di bawah 1.800 dolar AS tampaknya lebih kecil kemungkinannya karena puncak dolar mungkin terjadi," kata Ed Moya, analis pasar di platform perdagangan daring OANDA.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (29/6/2022) bahwa produk domestik bruto (PDB) riil AS turun pada tingkat tahunan sebesar 1,6 persen pada kuartal pertama 2022, dibandingkan pertumbuhan 6,9 persen pada kuartal keempat tahun lalu, memberi emas beberapa dukungan.

Data PDB memperkuat ekspektasi pasar bahwa Amerika Serikat sedang menuju resesi. Dengan kontraksi 1,6 persen pada kuartal pertama, ekonomi secara teknis akan tergelincir ke dalam resesi jika tidak kembali ke pertumbuhan positif pada akhir kuartal kedua, yang berakhir Kamis.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 13,4 sen atau 0,64 persen, menjadi ditutup pada 20,738 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober bertambah 4,3 dolar AS atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada 909,9 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas jatuh lagi, terseret penguatan dolar di tengah ketakutan resesi

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022