Jakarta (ANTARA) - Sutradara sekaligus penulis Agus Noor menggandeng Lukman Sardi untuk memerankan sosok Ismail Marzuki di pertunjukan "Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi".

"Jawabannya sederhana. Mari kita susun daftar pemain aktor Indonesia yang bisa main biola. Itu ya Lukman Sardi," ungkap Agus saat dijumpai di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu malam (29/6).

"Melatih biola kalau dari nol itu butuh waktu dua tahun untuk membunyikan nada G yang benar saja. Itu sih alasannya. Tidak lain dan tidak bukan karena itu. Kebetulan postur juga pas dengan Ismail muda," tambahnya.

Sejak kecil, Lukman menceritakan bahwa dia sudah diajarkan oleh sang ayah untuk bermain biola. Oleh sebab itu, dia pun mengaku senang dapat memainkan biola lagi di "Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi".

"Mungkin papa di surga bilang kali ya 'Udah lu main biola lagi'. Nah datang tawaran main biola. Memang biola sudah lama nggak disentuh sih. Tapi bukan berarti nggak sama sekali. Cuma jadi kayak reminder lagi. Untungnya dulu aku lumayan diajarin keras sama papa basic-nya biola. Terutama untuk nada panjang," kata Lukman.

"Dulu setiap hari jam 5 subuh dibangunin hanya untuk nada panjang doang. Sampai putus semua senar. Nah itu ternyata membantu aku. Kekuatan di tangan, kekuatan di tone segala macamnya masih ada. Tinggal diperdalam lagi saja," sambungnya.

Dengan adanya pertunjukan "Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi", Agus berharap anak-anak muda dapat lebih mengenal sosok pahlawan Ismail Marzuki. Selain itu, dia juga berharap dengan ini pemerintah dapat lebih memperhatikan terkait hak cipta dari para seniman.

"Harapannya ya dengan adanya pertunjukan ini anak-anak muda jadi semakin mengenal Ismail Marzuki ya. Biografi tentang Ismail Marzuki kebetulan sangat sedikit ya. Tidak terlalu banyak ditulis," ujar Agus.

"Semoga semakin melengkapi, semakin punya perspektif dalam melihat Ismail Marzuki dan karyanya. Yang terpenting anak-anak muda semakin menghargai karya-karya Ismail Marzuki. Itu kan banyak yang cover lagu-lagunya. Jadi semoga pemerintah juga bisa lebih perhatian lagi pada hak cipta," pungkasnya.

Baca juga: Alasan Agus Noor hadirkan Cak Lontong di "Tamu Agung"

Baca juga: Indonesia Kita gelar lakon "Tamu Agung" di Ciputra Artpreneur Theater

Baca juga: Visualisasi kata-kata erotis dalam "Kinky Rain"

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022