Berlin (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Pakistan Hina Rabbani Khar menyerukan pelonggaran sanksi Barat terhadap Afghanistan yang saat ini berada di bawah pemerintahan Taliban.

Menlu Pakistan itu mengatakan bahwa fungsi dasar ekonomi Afghanistan tidak boleh terancam.

Pengambilalihan kekuasaan di Afghanistan oleh Taliban pada 2021 mendorong pemerintah sejumlah negara, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, untuk memotong bantuan pembangunan dan keamanan untuk Afghanistan. Selain itu, pemberlakuan sanksi yang ketat telah melemahkan sektor perbankan negara itu.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman Welt yang diterbitkan pada Kamis, Menlu Hina Rabbani Khar mengatakan mengisolasi Afghanistan secara ekonomi dapat mendorong negara itu ke dalam keruntuhan ekonomi.

"Jika Afghanistan tetap terkunci dari perbankan internasional dan aset asingnya tetap dibekukan, itulah (keruntuhan ekonomi) yang akan terjadi. Kita tidak boleh membiarkan terjadinya kelaparan," ujarnya.

Khar mengatakan penarikan pasukan Barat dari Afghanistan, di mana Jerman juga terlibat, memiliki dampak serius karena tidak didahului oleh solusi yang dinegosiasikan.

Untuk itu, dia menyerukan kepada Jerman untuk memainkan peran politik aktif dalam mengurangi sanksi terhadap Afghanistan.

"Dalam situasi saat ini, bukanlah ide yang baik untuk terus membuat Afghanistan kelaparan dan mengambil risiko ledakan ekonomi di negara itu," kata Khar.

Dia menambahkan bahwa dukungan ekonomi diperlukan untuk membantu rakyat Afghanistan.

"Bagaimana mungkin kita menghabiskan tiga triliun dolar AS untuk perang, tetapi hari ini bahkan tidak memiliki 10 miliar dolar AS untuk kelangsungan hidup rakyat Afghanistan? Saya tidak mengerti perilaku ini," tutur Khar.

Sumber: Reuters
Baca juga: Jika kondisi Afghanistan tetap buruk, Jerman tak akan akui Taliban
Baca juga: Keamanan di Afghanistan kian membaik, tetapi ekonomi masih sulit
Baca juga: Taliban berjuang atasi ekonomi Afghanistan yang hancur

 

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022