Jakarta (ANTARA) - Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menilai upaya Presiden Joko Widodo sebagai juru damai antara Ukraina dan Rusia harus berkelanjutan dan tidak dapat dijalankan hanya melalui sekali kunjungan ke kedua negara itu.

“Setelah kembali dari Rusia dan Ukraina, Presiden Jokowi perlu berkomunikasi dengan Sekjen PBB, Presiden Turki, Presiden Biden, Presiden Tiongkok Xi Jin Ping, maupun European Council Von Leyen. Dia juga perlu menulis surat kepada seluruh pimpinan ASEAN untuk memberikan briefing mengenai hasil kunjungan. Ini pasti akan diapresiasi para pemimpin Asia Tenggara,” ujar Dino Patti Djalal dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat itu mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjalankan langkah lanjutan demi tercapainya perdamaian.

Indonesia juga perlu memikirkan apakah misi mendamaikan Ukraina-Rusia merupakan suatu hal yang one off (hanya sekali) atau upaya yang berkelanjutan.

“Kalau Indonesia serius sebagai juru damai, maka Presiden Jokowi perlu menunjuk seorang special envoy yang bisa secara khusus dan secara fokus mengurus hal ini,” kata dia.

Dalam pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di Istana Maryinsky, Kiev, Ukraina, Rabu (29/06/2022), Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan menyampaikan bahwa kunjungannya ke Ukraina merupakan perwujudan kepedulian masyarakat Indonesia untuk Ukraina.

“Saya sampaikan ke Presiden Zelenskyy bahwa kunjungan ini saya lakukan sebagai manifestasi kepedulian Indonesia terhadap situasi di Ukraina,” ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan pernyataan pers bersama Presiden Zelenskyy selepas pertemuan.

Presiden Jokowi menegaskan posisi Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Meskipun masih sangat sulit dicapai, Presiden Jokowi juga tetap menyampaikan pentingnya penyelesaian damai dan mengatakan bahwa semangat perdamaian tidak boleh pernah luntur.

“Dalam kaitan ini, saya menawarkan diri untuk membawa pesan dari Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin yang akan saya kunjungi segera,” imbuhnya.

Selanjutnya, Presiden Jokowi juga menyampaikan kepeduliannya terhadap dampak perang bagi kemanusiaan. Dengan kemampuan yang ada, rakyat dan pemerintah Indonesia berusaha memberikan kontribusi bantuan termasuk obat-obatan dan komitmen rekonstruksi rumah sakit di sekitar Kiev.

Di samping itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan pentingnya Ukraina bagi rantai pasok pangan dunia. Menurutnya, semua usaha harus dilakukan agar Ukraina bisa kembali melakukan ekspor bahan pangan.

“Penting bagi semua pihak untuk memberikan jaminan keamanan bagi kelancaran ekspor pangan Ukraina, termasuk melalui pelabuhan laut. Saya mendukung upaya PBB dalam hal ini,” kata dia.

Presiden Jokowi juga kembali menyampaikan undangan secara langsung kepada Presiden Zelenskyy untuk berpartisipasi dalam KTT G20 yang akan diselenggarakan pada November tahun ini di Bali.

Presiden Jokowi juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memperkokoh kerja sama bilateral dengan Ukraina.

“Tahun ini adalah 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Ukraina. Saya menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama yang lebih baik,” katanya.

Sementara itu, Presiden Zelenskyy menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Presiden Joko Widodo ke Ukraina. Menurutnya, ini adalah kunjungan pemimpin negara Asia pertama ke Ukraina sejak invasi melanda Ukraina.

"Terima kasih atas kehadiran Presiden Jokowi yang merupakan kunjungan pertama pemimpin Asia sejak invasi melanda Ukraina. Saya juga mengundang kalangan usaha Indonesia untuk berpartisipasi dalam rekonstruksi Ukraina pascaperang," kata Zelenskyy.

Baca juga: Pengamat: Indonesia bisa jadi katalisator perdamaian Ukraina-Rusia
Baca juga: Dino Patti Djalal: Indonesia harus berani kritis terhadap Rusia
Baca juga: Indonesia diminta untuk bebas aktif wujudkan perdamaian di Ukraina

 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022