New York (ANTARA) - Dolar tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi) karena pelaku pasar mempertimbangkan sejumlah data ekonomi AS dan angka inflasi Mei lebih baik dari perkiraan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, melemah 0,40 persen menjadi 104,6860.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0483 dolar AS dari 1,0444 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2182 dolar AS dari 1,2119 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia meningkat menjadi 0,6907 dolar AS dari 0,6875 dolar AS.

Dolar AS dibeli 135,55 yen Jepang, lebih rendah dari 136,54 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9535 franc Swiss dari 0,9552 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2871 dolar Kanada dari 1,2895 dolar Kanada.

Di sisi ekonomi, Departemen Perdagangan melaporkan pada Kamis (30/6/2022) bahwa inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS naik 0,6 persen pada Mei untuk kenaikan 6,3 persen tahun-ke-tahun, keduanya lebih baik dari ekspektasi pasar

Indeks harga PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,3 persen untuk kenaikan 4,7 persen tahun-ke-tahun, laporan tersebut menunjukkan.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja mengatakan klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, tercatat 231.000 dalam pekan yang berakhir 25 Juni, menyusul data revisi naik 233.000 pada minggu sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim baru akan berjumlah 230.000.

Baca juga: Bank sentral global harus utamakan lawan inflasi di atas pertumbuhan

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022