Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN Ahmad Taufik mengatakan bahwa upaya pengentasan stunting membutuhkan komitmen kuat dari keluarga-keluarga Indonesia.

"Dengan filosofi kita ingin menggerakkan secara masif keluarga-keluarga Indonesia untuk mencegah stunting," kata Ahmad Taufik dalam acara webinar bertajuk "Hari Keluarga Nasional, Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting" yang diikuti di Jakarta, Jumat.

Ia mengajak seluruh masyarakat, keluarga Indonesia untuk bersama-sama, secara gotong-royong mencegah stunting dengan cara, pola, strategi apapun yang dimiliki oleh masing-masing daerah, di pusat, provinsi, kabupaten, kota sampai dengan desa,

Angka prevalensi stunting di Indonesia saat ini masih tinggi, yakni sebesar 24,4 persen. Namun demikian telah terjadi penurunan yang cukup baik dari angka sebelumnya yang mencapai 27 persen.

Baca juga: BKKBN: Hari Keluarga Nasional momentum bangun keluarga berkualitas
Baca juga: Hargai 1.000 hari pertama kehidupan agar anak terbebas masalah gizi

Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Namun demikian target tersebut bukan upaya yang mudah untuk dicapai mengingat tahun 2024 yang tidak lama lagi.

Untuk itu, kata dia, jajaran BKKBN, baik di pusat, provinsi maupun di daerah terus memanfaatkan waktu melakukan kegiatan yang berkontribusi dalam upaya penurunan stunting.

Pihaknya pun meminta agar momentum peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 tahun ini memacu semua pihak termasuk keluarga-keluarga Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk bergotong royong melakukan upaya mencegah stunting.

"Sehingga keluarga kita, terutama anak-anak bangsa kita yang akan lahir nanti menjadi anak yang sehat, cerdas, terbebas dari stunting," katanya.

Baca juga: BRIN: Teknologi nuklir bisa berperan cegah "stunting" di Indonesia

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022