Kita berusaha mencari solusi agar perusahaan-perusahaan Jepang bisa kembali percaya dan membawa investasinya di Indonesia
Tokyo (ANTARA) - Dalam sepekan pada akhir Mei 2022 dua menteri yakni Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang melakukan kunjungan kerja ke Jepang.

Kedua menteri itu menjalankan berbagai kegiatan dalam lawatannya secara terpisah, namun dengan tujuan yang sama, yaitu menggairahkan kembali minat para investor Negeri Sakura itu untuk berinvestasi di Indonesia.

Menperin Agus menyebut investasi Jepang di Indonesia merosot hingga 65 persen sejak 2017 hingga saat ini. “65 persen akumulatif dari 2017 sampai hari ini,” katanya.

Ia melihat itu sebagai pekerjaan rumah yang besar untuk menarik kembali minat para investor Jepang agar menanamkan modal di Tanah Air.

“Kita berusaha mencari solusi agar perusahaan-perusahaan Jepang bisa kembali percaya dan membawa investasinya di Indonesia,” kata Menperin.

Kendati, menurutnya, industri otomotif satu-satunya investasi Jepang yang masih bertahan, sektor tersebut terus didorong untuk tetap melesat di Tanah Air, terlebih dengan adanya kebijakan pemerintah terkait produksi Kendaraan Bermotor Listrik (KBL).

Dalam pertemuan dengan Mitsubishi Motors Corporation (MMC) di Okazaki Plant, Menperin Agus mendorong salah satu perusahaan otomotif terbesar di Jepang itu untuk mempercepat program produksi kendaraan emisi karbon rendah dengan teknologi hibrid dan Battery Electric Vehicle (BEV) atau Electric Vehicle (EV) jenis key car sejalan dengan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 36 tahun 2021 mengenai Kendaraan Emisi Karbon Rendah. 

“Kami juga terus mendorong Mitsubishi agar dapat memproduksi kendaraan KBL berbasis baterai di Indonesia dengan penggunaan ukuran baterai yang lebih kecil (key car) menggunakan baterai 20 kWH dan driving range 170 kilometer,” ujar Menperin.

Ia juga sempat menjajal beberapa kendaraan listrik dengan teknologi BEV dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), salah satunya Minicab MiEV 2WD, Mitsubishi eK X (Cross) EV yang dibekali dengan baterai 20 kWh dengan jarak tempuh 180 kilometer dalam sekali pengisian daya (metode WLTC5) dan Mitsubishi Outlander 4WD yang merupakan PHEV.

Untuk itu Menperin Agus meminta Mitsubishi untuk mempertegas komitmennya agar dapat memproduksi KBL pada awal 2023. Pertemuan itu juga menghasilkan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan basis ekspor KBL.

Mitsubishi menargetkan kinerja ekspornya pada tahun ini mencapai 72.000 unit atau naik 30.000 dibandingkan 2021 yang akan memberikan sumbangsih surplus neraca perdagangan sebesar Rp7 triliun.


Perluas Pasar Ekspor

Perusahaan itu juga menambah negara tujuan ekspor dan memberikan izin kepada Agen Pemegang Merek (APM) di Indonesia untuk menambah sembilan negara lagi, salah satunya Australia.

Menurut Menperin Agus, Australia merupakan pasar yang sangat penting bagi Indonesia. Apalagi Indonesia dan Australia sudah terikat perjanjian perdagangan bebas Comperhensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

"Pasar Australia ini sangat besar, apalagi kita sudah punya kesepakatan dagang, sehingga sayang sekali bila tidak dimanfaatkan," sebutnya

Kunjungan ke Mitusbishi kali ini merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan pada Maret 2021, di antaranya terkait dengan rencana penambahan investasi sebesar Rp11,2 triliun hingga 2025.

Guna menjaring lebih banyak investasi dan ekspor industri Tanah Air, Menperin juga bertemu dengan Gubernur Prefektur Aichi Hideaki Omura di mana prefektur tersebut merupakan pusat konsentrasi industri otomotif dan pendukung otomotif terbesar di dunia.

Sebanyak 255 perusahaan industri dari Aichi berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor otomotif. Jumlah tersebut merupakan 40 persen dari keseluruhan perusahaan Jepang yang berinvestasi di Tanah Air.

“Dengan skala industri yang besar, di Aichi juga terdapat banyak pusat R&D untuk industri manufaktur, baik yang dikelola oleh organisasi publik maupun perusahaan-perusahaan swasta. Kami mendorong agar pusat-pusat R&D dapat memperluas operasinya di Indonesia sehingga dapat terjadi transfer teknologi yang juga akan mendukung pengembangan perusahaan industri asal Jepang di Indonesia,” jelas Menperin.

Dia menjelaskan kepada Gubernur Omura keunggulan investasi di Indonesia, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan memiliki kapabilitas untuk mengerjakan proyek-proyek R&D. Selanjutnya ketersediaan bahan baku yang memadai dan dapat mendukung rantai suplai untuk investasi-investasi baru.

Baca juga: Bertemu Menperin di Jepang, Mitsubishi siap jadikan RI basis produksi

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) bersama Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi (kiri) dan Direktur Utama MRT Jakarta (kanan) William Sabandar memberikan pernyataan kepada media terkait kunjungan kerjanya di Jepang, Tokyo (22/6). (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)

Investasi Transportasi

Sementara itu selang beberapa hari sebelumnya Menhub Budi Karya bersama rombongannya melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat Jepang (G to G) maupun dengan pihak swasta (G to B) guna membahas kerja sama infrastruktur.

Proyek-proyek strategis yang menjadi pembahasan utama, di antaranya MRT (North-South Fase 2 dan East-West), Pelabuhan Parimban Fase 1-2 (Paket 5 dan 6), Proving Ground, dan Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya.

“Bapak Presiden meminta kami mengawal ini. Oleh karenanya, saya mendahului datang ke Jepang untuk memastikan kelanjutan pembangunan infrastruktur transportasi, sebelum kunjungan Presiden yang kemungkinan akan hadir ke Jepang bulan Juli nanti,” ujar Menhub Budi Karya.

Terkait kelanjutan proyek pembangunan MRT, pemerintah mendorong percepatan penyelesaian negosiasi kontrak dan pernyataan komitmen pendanaan, serta mendorong percepatan studi kajian proyek MRT Jakarta East-West.

Selain itu Pemerintah Indonesia juga mengundang investor Jepang untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di kawasan stasiun MRT.

“Untuk kelanjutan proyek MRT, Alhamdulillah dalam dalam waktu dekat akan ditandatangani satu kepastian pendanaan dari Jepang. Ini suatu hal yang menggembirakan, agar pembangunan MRT bisa terus dilanjutkan,” ujar Menhub.

Direktur MRT Jakarta William Sabandar yang turut mendampingi Menhub memastikan bahwa Jepang sudah berkomitmen untuk pendanaan pembangunan MRT Fase 2.

“Mereka sudah berkomitmen untuk mendanai. Yang sedang dalam pembicaraan kami itu memang persyaratan-persyaratan itu diselesaikan bulan Juli nanti Pemerintah Jepang akan menyampaikan pledge-nya. Mudah-mudahan loan agreement bisa ditandatangani November,” ujarnya.

Kemudian terkait Pelabuhan Patimban, pemerintah Indonesia mendorong percepatan negosiasi penawaran proyek Pengembangan Pelabuhan Patimban Fase 1-2 (paket 5 dan 6), yang ditargetkan dilakukan penandatanganannya pada tahun ini.

Terkait proving ground atau tempat pengujian kendaraan bermotor, Pemerintah Indonesia mendorong Pemerintah Jepang memberikan dukungan kepada konsorsium Indonesia-Jepang untuk mendapatkan pembiayaan dengan biaya yang kompetitif.

Dukungan dari investor atau lembaga keuangan Jepang sangat diperlukan untuk dapat memberikan bunga pinjaman yang rendah di bawah suku bunga komersil.

Sedangkan, terkait Kereta Semi Cepat Jakarta - Surabaya, pemerintah mendorong untuk segera dilakukan kajian atau feasibility study, bekerja sama dengan pihak Jepang.

Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi menjelaskan sejumlah pertemuan tersebut untuk menindaklanjuti pertemuan bilateral antara PM Kishida dan Presiden Jokowi pada29-30 April lalu di Indonesia.

Menurut dia, kedua pemimpin telah sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama kedua negara, termasuk di antaranya kerjasama infrastruktur transportasi.

“Kerja sama pembangunan yang dilakukan antara Indonesia dan Jepang selama ini berjalan dengan baik dan selalu sesuai dengan timeline yang telah disepakati kedua negara,” katanya.

Baca juga: Menhub kunjungi Jepang, percepat penyelesaian proyek transportasi
Baca juga: Rachmat Gobel harap kunker Menhub hasilkan perluasan investasi Jepang


Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022