Target kami pada tahun 2023 akan ada 1.000 petani sawit anggota kami didorong masuk dalam sertifikasi RSPO, saat ini sudah ada 102 petani dengan luas 345,94 hektare di Rokan Hulu yang dapat sertifikasi RSPO
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 102 petani sawit swadaya anggota Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk terklasifikasi sebagai produk CPO yang diterima di pasar internasional.

Sekjen SPKS Nasional Mansuestus Darto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mentransformasi petani sawit anggota SPKS untuk masuk dalam standar pasar minyak sawit dunia.

"Target kami pada tahun 2023 akan ada 1.000 petani sawit anggota kami didorong masuk dalam sertifikasi RSPO, saat ini sudah ada 102 petani dengan luas 345,94 hektare di Rokan Hulu yang dapat sertifikasi RSPO," katanya.

Darto mengatakan sertifikasi RSPO untuk petani sawit selanjutnya akan dilakukan di Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat, Kabupaten Paser Kalimantan Timur, Kabupaten Siak Riau, dan Kabupaten Labuhanbatu Utara Sumatera Utara.

SPKS menilai sertifikasi RSPO sangat penting sebagai strategi untuk perbaikan tata kelola sawit di Indonesia. Melalui skema sertifikasi RSPO, kata Darto, petani sawit swadaya akan terdata secara rinci sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam percepatan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya (STD-B), pembentukan koperasi, pelatihan petani sawit terkait Good Agricultural Practice (GAP) seperti pemupukan seimbang, perawatan, panen, Pelatihan Hama Terpadu (PHT), pelatihan penggunaan pestisida, dan sebagainya.

Selain itu, petani sawit yang sudah tersertifikasi RSPO juga didorong untuk melakukan kemitraan dengan perusahaan-perusahaan anggota RSPO di sekitar kawasan.

Mansuetus Darto menambahkan agar asosiasi RSPO dan anggotanya bisa mendukung petani-petani swadaya di Indonesia untuk masuk dalam skema sertifikasi RSPO.

"Praktik-praktik perusahaan harus berubah dari yang oportunis tidak peduli dengan petani sawit swadaya, menjadi memajukan petani kecil di Indonesia dan menghormati lingkungan," katanya.

Senior Manager Program Smallholder RSPO Indonesia Guntur Prabowo mengatakan sertifikasi RSPO pada petani kecil dengan luasan lahan di bawah 3 hektare sangat penting sebagai langkah menuju transformasi pasar untuk pembangunan berkelanjutan dan juga agenda RSPO.

"Kami memuji SPKS karena menyadari perlunya berkontribusi terhadap praktik pertanian berkelanjutan dengan melakukan transisi ini. RSPO dengan senang hati mendukung, memproses, dan menyediakan dana melalui Smallholder Support Fund (RSSF) kami,” kata Guntur.

Dia berharap agar lebih banyak lagi petani sawit anggota SPKS maupun serikat petani lainnya untuk mendapatkan sertifikasi RSPO.


Baca juga: Asosiasi petani harap pemerintah atur ulang penetapan harga TBS
Baca juga: Sertifikat RSPO tak tingkatkan pasar minyak sawit
Baca juga: Kemendag dorong industri sawit berkelanjutan

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022