Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Eko Listyanto mengatakan pemerintah harus menjaga ketersediaan pangan secara mencukupi dan merata untuk menekan laju inflasi.

Menurut Eko Listyanto saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin, mengatakan ketersediaan bahan makanan ini penting mengingat penyebab inflasi dominan berasal dari komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan telur ayam ras.

"Menjaga ketersediaan bahan pangan secara mencukupi dan merata di Indonesia. Ini yang sulit, karena meskipun bisa dengan impor pangan, namun masih bisa terjadi gangguan rantai pasok, sehingga barang sangat mungkin terlambat datang," katanya.

Ia pun mengatakan langkah-langkah untuk menjaga harga energi seperti BBM maupun LPG juga perlu diupayakan, meski harga komoditas saat ini terdampak oleh kondisi geopolitik di Eropa.

Eko pun memproyeksikan inflasi bisa naik sedikit di atas 4,5 persen di 2022, dengan catatan pemerintah tetap menahan kenaikan harga BBM dan LPG.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan sebesar 4,35 persen (yoy) pada Juni 2022 atau sedikit lebih tinggi dari proyeksi empat persen plus minus satu persen. Realisasi ini merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017.

BPS juga mencatat tingginya inflasi tahunan ini terdampak oleh inflasi bulanan pada Juni sebesar 0,61 persen, yang dipicu oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras.

Baca juga: Pengamat: Pemerintah harus siapkan strategi tahan kenaikan inflasi

Baca juga: Ekonom sebut kenaikan inflasi masih dalam batas wajar


 

Pewarta: Sandi Arizona
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022