Kondisi ini beda dengan sebelum pandemi COVID-19. Sebelum pandemi, mayoritas 85 persen itu wisatawan asing, jadi dari segi PAD itu dua kali lipat tarifnya ke obyek wisatawan. Kondisi per Juni setelah pandemi ini 80-an persen wisatawan domestik, jadi
Labuan Bajo (ANTARA) - Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat, NTT mencatat kunjungan wisata ke Labuan Bajo hingga Juni 2022 mencapai 65.362 kunjungan dengan didominasi oleh wisatawan nusantara sebanyak 53.824 kunjungan.

"Dari 65.362 kunjungan hingga akhir Juni 2022, sebanyak 82 persen atau 53.824 itu wisatawan domestik. Sisanya 18 persen wisatawan mancanegara dengan jumlah 11.538 kunjungan," kata Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat Pius Baut di Labuan Bajo, Selasa.

Selain jumlah wisatawan nusantara yang mendominasi kunjungan ke Labuan Bajo, total kunjungan per Juni 2022 lebih tinggi bila dibandingkan dengan periode yang sama yakni Juni 2021 yang hanya berjumlah 15.671 kunjungan. Bahkan, jumlah wisatawan periode Juni 2022 lebih tinggi dari total kunjungan pada 2021 yang hanya 60.439 kunjungan.

Pius mengatakan meningkatnya kunjungan wisatawan pada semester pertama 2022 ini karena situasi pandemi COVID-19 yang mulai membaik.

Pemulihan kondisi itu menyebabkan adanya kebijakan pelonggaran bagi pelaku perjalanan, salah satunya syarat perjalanan.

Kebijakan tersebut pun berdampak baik pada sektor pariwisata di Labuan Bajo sehingga kunjungan ke Labuan Bajo perlahan mulai meningkat.

Menurut Pius, kenaikan jumlah wisatawan tentunya akan berimbas pada pendapatan asli daerah (PAD) Manggarai Barat. Dia menyebut pemerintah telah menetapkan target PAD 2022 sebesar Rp28 miliar dari sektor pariwisata.

Namun, hingga akhir Juni 2022, PAD yang terkumpul baru Rp3,2 miliar. Diakuinya hal itu dipengaruhi kunjungan wisatawan dan tarif tiket masuk ke obyek wisata.

Tarif tiket masuk bagi wisatawan nusantara hanya berkisar Rp50 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara sebesar Rp100 ribu. Dengan jumlah kunjungan yang didominasi oleh wisatawan nusantara, tentu saja pendapatan yang diperoleh masih kecil.

"Kondisi ini beda dengan sebelum pandemi COVID-19. Sebelum pandemi, mayoritas 85 persen itu wisatawan asing, jadi dari segi PAD itu dua kali lipat tarifnya ke obyek wisatawan. Kondisi per Juni setelah pandemi ini 80-an persen wisatawan domestik, jadi dari segi PAD berkurang," kata Pius.

Pius pun menyampaikan 90 persen pendapatan per Juni 2022 itu berasal dari kunjungan ke dalam wilayah Taman Nasional Komodo, termasuk aktivitas diving dan snorkeling.

Baca juga: BPOLBF apresiasi keterlibatan anak muda perkenalkan budaya Manggarai

Baca juga: Wapres harap masyarakat Labuan Bajo teredukasi soal pariwisata

Baca juga: Kolaborasi dorong pengembangan SDM pariwisata di Labuan Bajo

 

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022