Perkembangan COVID-19 yang sangat tidak pasti masih menimbulkan tekanan terus-menerus pada pemulihan sektor jasa di masa depan, yang membutuhkan dukungan kebijakan yang berkelanjutan dan terarah
Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia membukukan hari terbaik mereka dalam seminggu pada Selasa, karena data ekonomi yang positif dan petunjuk meredanya ketegangan China-AS menawarkan kelonggaran setelah aksi jual baru-baru ini, meskipun kekhawatiran akan resesi global dan inflasi yang tinggi meredam sentimen investor.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang terangkat 0,45 persen, berada di jalur untuk hari terbaik sejak akhir Juni, sementara EUROSTOXX 50 berjangka naik 0,5 persen dan S&P500 e-mini berjangka naik 0,4 persen, menunjukkan awal yang positif untuk ekuitas di perdagangan Eropa dan AS.

Namun, indeks regional Asia telah turun 16,86 persen sepanjang tahun ini, karena kekhawatiran bahwa bank-bank sentral di seluruh dunia akan mendorong ekonomi ke dalam resesi untuk mematahkan inflasi panas telah membuat investor berlari mencari perlindungan.

Menawarkan jeda singkat ke pasar yang gelisah adalah laporan bahwa presiden AS Joe Biden condong ke arah keputusan untuk mengurangi tarif barang dari China serta berita wakil perdana menteri China Liu He telah berbicara dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen, kata ahli strategi pasar Redmond Wong di Saxo Markets Hong Kong.

Sebuah survei yang menunjukkan aktivitas sektot jasa-jasa China tumbuh pada laju tercepat dalam hampir satu tahun juga membantu sentimen, katanya.

Semalam, Wall Street Journal melaporkan Biden sedang mempertimbangkan untuk menurunkan beberapa tarif impor China dalam upaya memperlambat inflasi.

Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir naik 0,10 persen5%, meskipun saham China daratan menyerahkan kenaikan awal mereka setelah data jasa-jasa karena kekhawatiran meningkatnya kasus COVID-19 membayangi optimisme, dengan indeks saham unggulan CSI300 ditutup turun 0,14 persen.

"Perkembangan COVID-19 yang sangat tidak pasti masih menimbulkan tekanan terus-menerus pada pemulihan sektor jasa di masa depan, yang membutuhkan dukungan kebijakan yang berkelanjutan dan terarah," kata Shanshan Song, ekonom HSBC, dalam catatan Selasa tentang data jasa-jasa China.

Ada juga data positif dari Jepang di mana aktivitas sektor jasa negara itu berkembang pada laju tercepat dalam lebih dari delapan tahun pada Juni, karena pelonggaran pembatasan virus corona mendorong sentimen di antara bisnis seperti di bidang pariwisata, membantu Nikkei berakhir naik 1,03 persen.

Mengacu pada dinamika pertumbuhan dan inflasi global, Wong dari Saxo Markets mengatakan: "Pelaku pasar masih menilai dampak tarik ulur antara inflasi yang terus meningkat dan tanda-tanda yang menunjukkan potensi resesi AS yang akan datang."

Kekhawatiran itu sangat menonjol di Korea Selatan, di mana inflasi Juni melaju ke laju tercepat sejak krisis keuangan Asia, mengipasi ekspektasi bank sentral dapat memberikan kenaikan 50 basis poin untuk pertama kalinya minggu depan guna mendinginkan harga-harga.

Bank sentral Australia (RBA) juga pada Selasa menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,35 persen, kenaikan ketiga berturut-turut, dan menandai lebih banyak pengetatan ke depan karena berjuang untuk menahan lonjakan inflasi.

Dengan RBA memenuhi ekspektasi pasar tentang kebijakannya, dolar Australia yang ramah risiko sedikit berubah pada 0,6871 dolar AS.

Euro mendapat manfaat dari sentimen risiko yang membaik, naik 0,23 persen terhadap dolar AS.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS kembali dari liburan, dengan imbal hasil acuan obligasi pemerintah 10 tahun di 2,952 persen tetapi gagal untuk didorong kembali di atas level simbolis 3,0 persen.

Minyak mentah berjangka Brent menyerahkan kenaikan awal untuk diperdagangkan turun 0,2 persen pada 113,28 dolar AS per barel. Emas spot gold naik tipis 0,08 persen pada 1.810,48 dolar AS per ounce, memangkas kerugian sehari sebelumnya.

Baca juga: Ekuitas negara berkembang Asia Juni catat arus keluar asing terbesar

Baca juga: Saham Asia mengawali semester II dengan lemah, tertekan prospek global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022