Jakarta (ANTARA) - Sejumlah berita humaniora pada Selasa yang banyak mendapatkan perhatian pembaca dan masih layak untuk disimak pagi ini, mulai dari persiapan wukuf di Arafah hingga kenaikan iuran BPJS Kesehatan perlu dikaji secara komprehensif.

Berikut rangkuman berita humaniora pada Selasa:

1. Menag: Arafah jauh lebih nyaman dibanding haji sebelumnya

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pelayanan di Arafah jauh lebih baik dari sebelumnya dan lebih nyaman karena tersedia kasur dan bantal dengan jarak yang lebih lebar antarjamaah.

"Saya pernah jadi jamaah reguler tahun 2004, gak karuan. Ini jauh lebih nyaman," kata Menag di Arafah, Selasa.

Menag meninjau Arafah jelang proses puncak haji 1443 H. Menag memastikan kesiapan layanan yang akan diberikan kepada jamaah haji Indonesia selama di Arafah.

2. Warga Intaran Bali perbanyak titik baliho tolak Terminal LNG

Ratusan warga Desa Adat Intaran yang berasal dari Banjar Bet Ngandang kembali melakukan pemasangan baliho tolak Terminal LNG (Liquefied Natural Gas) di Denpasar, Selasa.

"Hari ini kegiatan serentak di tujuh titik yang ada di pesisir Desa Adat Intaran, kita memasang baliho tolak Terminal LNG di kawasan mangrove karena kita bertekad secara bulat untuk tetap menolak," kata Kelian Adat Banjar (kepala dusun wilayah adat) Bet Ngandang I Made Suda kepada media.

3. Operasional tim kesehatan siap 100 persen untuk puncak haji

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Budi Sylvana menyatakan bahwa persiapan kesehatan untuk operasional di puncak haji sudah 100 persen siap.

"Alhamdulillah semua persiapan sudah selesai, tim kesehatan termasuk obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan akan mulai kita deploy besok malam," kata Budi di Mekkah, Selasa.

4. Mendorong kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan Indonesia

Pengembangan obat, vaksin dan alat kesehatan membutuhkan biaya yang besar termasuk untuk uji lab, uji praklinik, dan uji klinik, serta mengandung risiko kegagalan yang tinggi, sehingga industri enggan mengambil risiko tersebut.

Di sisi lain, kandidat-kandidat obat, vaksin, dan alat kesehatan harus memenuhi standar regulasi yang berlaku, sementara periset tidak memahami aspek industri, aspek regulasi dan aspek uji untuk memenuhi prosedur dan standar regulasi yang berlaku.

Kondisi tersebut menjadi permasalahan yang kerap menyebabkan lembah kematian bagi hasil riset karena tidak ada jembatan untuk riset sampai ke industri di mana proses hilirisasi dan komersialisasi produk riset dan inovasi tidak terjadi.

5. Dirut BPJS Kesehatan minta kenaikan iuran ditinjau komprehensif

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan kenaikan iuran kepesertaan perlu dikaji secara komprehensif guna menghindari pembengkakan beban APBN.

"Saya berharap sampai 2024 tidak ada kenaikan iuran. Karena beredar di media sosial ada yang Rp50 ribu, Rp75 ribu," kata Ghufron Mukti dalam acara Public Expose Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Kesehatan di Kantor Pusat BPJS Kesehatan Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan penyesuaian iuran tidak perlu secepatnya diimplementasikan karena perlu dikaji secara seksama dan lebih komprehensif.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022