Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP Bidang Kesehatan Partai NasDem Okky Asokawati berpendapat kebijakan pemerintah menjadikan vaksin dosis ketiga atau booster sebagai syarat mobilitas dan masuk fasilitas umum seperti mal efektif mencegah penularan COVID-19 di masyarakat.

"Ini mengingat secara evidence based, ketika seseorang mendapatkan booster, maka daya tahan tubuh terkait infeksi COVID-19 meningkat sampai 90 persen," ujar dia saat dihubungi ANTARA, Rabu.

Menurut Okky, kebijakan yang rencananya mulai dilaksanakan dua pekan lagi itu juga akan mendorong terbentuknya kekebalan komunitas atau herd immunity dan mencegah terjadinya mutasi virus.

"Ketika tidak dilakukan (pemberian vaksin COVID-19) dan masih ada warga negara yang bahkan belum dapat vaksinasi, mutasi bisa terjadi," tutur dia.

Baca juga: Pengamat: Kebijakan pemerintah tingkatkan cakupan booster sangat tepat

Okky yang pernah menjabat sebagai anggota DPR itu pun meminta pemerintah mengaktifkan kembali sentra-sentra vaksinasi demi mempercepat cakupan vaksinasi dosis ketiga di Indonesia.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan pemberlakuan kebijakan vaksin dosis ketiga sebagai syarat mobilitas dan mengakses fasilitas umum mulai dua pekan mendatang dilatarbelakangi cakupan vaksinasi ketiga yang masih rendah.

Kemudian, untuk mendorong vaksinasi dosis ketiga ini, pemerintah berencana mengaktifkan kembali sentra vaksinasi di berbagai tempat seperti bandara, stasiun kereta, terminal dan pusat perbelanjaaan. Hal ini demi memudahkan masyarakat mengakses vaksinasi.

Baca juga: PDPI: Vaksinasi booster berikan perlindungan optimal

Dalam kesempatan berbeda, Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama menambahkan, selain vaksinasi dosis ketiga, pemerintah juga harus meningkatkan pelacakan atau testing untuk mencegah kenaikan kasus dan potensi terbentuknya varian virus baru.

"Kalau kasus terus meningkat maka potensi terbentuknya varian baru jadi lebih besar, belum lagi dampak kesehatan pada kelompok risiko tinggi, dan juga gangguan aktivitas kalau seseorang harus diisolasi," kata dia.

Prof Tjandra mengutip data dari Kementerian Kesehatan pada 5 Juli lalu mencatat cakupan vaksinasi dosis ketiga di Indonesia sekitar 24,58 persen. Menurut dia, hal ini berarti sebanyak 75 persen masyarakat di tanah air belum mendapat vaksinasi booster yang sangat diperlukan.

Baca juga: Kemenhub siapkan penerapan vaksin booster untuk syarat perjalanan

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022