Palembang (ANTARA) - Pelatih pencak silat asal Sumatera Selatan Abas Akbar dan dua atletnya Nia Larasati serta Fransiska Sandra Dewi terpilih memperkuat tim nasional untuk kejuaraan dunia di Malaysia pada 26-31 Juli mendatang.

Abas yang dihubungi dari Palembang, Rabu, mengatakan berdasarkan SK PB IPSI Nomor 12/VI/2022 tanggal 23 Juni 2022 ditetapkan nama-nama atlet dan pelatih yang terpilih memperkuat Indonesia di kejuaraan dunia.

Dua atlet Sumsel Nila Larasati (Kelas G Putri) dan Fransiska Sandra Dewi (Kelas H Putri) dinyatakan lolos memperkuat Timnas berdasarkan hasil seleksi di Jakarta pada 20 Juni 2022 dan 22 Juni 2022.

“Dua atlet Sumsel dipanggil seleknas, dan dua-duanya lolos,” kata dia.

Sementara Abas, berdasarkan surat bernomor 54/KH/V/2022 tanggal 31 Mei 2022 yang ditandatangani oleh Ketua Harian Beni Sumarsono sudah ditetapkan untuk menjadi pelatih tim nasional jangka panjang hingga SEA Games 2023.

Karena itu pula juara dunia pencak silat ini turut dipanggil untuk membantu persiapan tim nasional pencak silat mengikuti kejuaraan dunia.

Sejak terpilih menjadi pelatih tim nasional, Abas sudah berada di pemusatan latihan sejak 9 Juni 2022.

Baca juga: PB IPSI tunjuk Abas Akbar jadi pelatih timnas

Tak lupa karyawan Bank Sumsel Babel mengucapkan terima kasih kepada jajaran manajemen perusahaannya yang memberikan izin dan dukungan secara moril atas tugas negara yang sedang diemban kini.

“Karena ini di luar kedinasan, tentunya saya harus meminta izin direksi. Alhamdullilah suport luar biasa diberikan kepada saya, sehingga saya bisa fokus dalam mengemban tugas sebagai pelatih nasional,” kata Abas.

Dipanggilnya Abas Akbar menjadi pelatih timnas ini bukan kali pertama karena sebelumnya ia juga dipercaya melatih atlet nasional untuk bertanding di Asian Games ke-18 tahun 2018.

Pria kelahiran Jakarta, 6 November 1973 ini hingga kini masih disebut sebagai legenda hidup pencak silat Indonesia.

Ia yang dikenal dengan teknik guntingan ini memiliki segudang prestasi, di antaranya, lima medali emas SEA Games mulai dari SEA Games Singapura tahun 1993 dan terakhir pada SEA Games Malaysia tahun 2001, medali perak Kejuaraan Dunia tahun 1992, dan medali emas Kejuaraan Dunia tahun 2002.

Pasca pensiun, ia mendedikasikan diri untuk mengembangkan olahraga pencak silat di tanah kelahirannya Sumatera Selatan dengan mendirikan padepokan di Palembang.

Baca juga: Prabowo beri dukungan Tim Pencak Silat RI di SEA Games 2021
Baca juga: Pencak silat gagal capai target empat emas di SEA Games 2021

 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022