Jakarta (ANTARA) - Tim medis RSUP Persahabatan Jakarta melakukan pengambilan benda asing berupa jarum pentul dari saluran pernapasan pasien tanpa mekanisme pembedahan.

"Pasien perempuan berusia 19 tahun. Kejadiannya pada Selasa (5/7)," kata Dokter Bedah Paru Divisi Pulmonologi Paru dan Gawat Darurat Napas RSUP Persahabatan, Mohamad Fahmi saat menyampaikan keterangan pers secara virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Kamis.

Sesaat sebelum kejadian, kata Fahmi, pasien sedang merapikan hijab yang dikenakan saat sedang bekerja di tempat tinggalnya di kawasan Depok, Jawa Barat. Pasien tersebut menjepit jarum pentul di sela bibirnya.

Baca juga: RSUP: Peran donor darah penting untuk sistem kesehatan nasional

Tanpa sengaja, pasien menelan jarum tersebut saat dikejutkan oleh salah satu rekannya. "Jarum pentul masuk dengan mudah ke saluran napas karena licin terkena liur. Jarum pentul ada plastiknya, sehingga dia cepat meluncur dari mulut ke saluran napas atas dan bawah," katanya.

Menurut Fahmi, kejadian itu sangat membahayakan, sebab benda asing di saluran napas merangsang syaraf untuk batuk. Ujung jarum yang tajam bisa melukai dinding saluran napas hingga muncul bercak darah.

"Karena bercak darah, pasien segera mendatangi rumah sakit terdekat. Berdasarkan kronologi kejadian, kemudian di rujuk ke RSUP Persahabatan," katanya.

Tim UGD RSUP Persahabatan langsung melakukan pertolongan melalui tindakan teropong atau alat bronkoskopi.

Berdasarkan hasil evaluasi di setiap cabang bronkus pasien, kata Fahmi, diketahui terdapat benda asing berupa jarum pentul dengan posisi bandul di bagian bawah dan ujung runcing menghadap atas. "Kita ambil jarum dengan alat bronkoskopi setelah melihat hasil rontgen," katanya.

Tindakan tersebut dilakukan Fahmi bersama tim medis selama 20 menit tanpa mekanisme bedah dan berhasil tanpa komplikasi.

"Setelah diobservasi, tidak ada masalah dan pasien dipulangkan sore hari. Kami juga lakukan observasi lewat telepon dan tidak ada masalah," katanya.

Baca juga: RS Persahabatan perluas pelayanan untuk antisipasi tambahan pasien

Dalam acara yang sama, Direktur Utama RSUP Persahabatan Agus Dwi Susanto mengatakan kejadian benda asing di saluran napas pasien bukan kali pertama terjadi.

Dalam sebulan, tim medis menangani rata-rata satu, bahkan lebih pasien yang dirujuk dari berbagai rumah sakit di daerah. "Kami juga mendapatkan kasus tersendat benda asing, tidak hanya tersedak jarum pentul, kadang pada anak main kelereng, mainan kecil, gigi palsu, kacang, sisa permen, bagian belakang tutup bolpoin hingga peluit," katanya.

Namun, tidak semua tindakan pengangkatan benda asing dalam saluran napas bisa dilakukan tanpa mekanisme bedah. Salah satunya pada kejadian pasien tersedak jarum tanpa pentul berdimensi kecil, atau penanganan peristiwa tersedak benda asing dalam kurun waktu yang lama.

"Biasanya, tidak semua pasien mau mengaku tersedak benda asing, misalnya pada anak-anak. Jika sulit dijangkau, perlu mekanisme bedah," katanya.

Pengakuan pasien menjadi kunci awal penanganan medis yang tepat. Sebab, seringkali bercak darah pada pasien yang tersedak benda asing kerap didiagnosa sebagai penyakit TBC.

Baca juga: Batuk dan sesak napas tak kunjung membaik bisa pertanda kanker paru

Baca juga: Pengamat: Masyarakat perlu dilibatkan dalam perumusan regulasi IHT


Menurut Agus, RSUP Persahabatan menjadi salah satu rumah sakit rujukan penanganan pengangkatan benda asing dari saluran napas, sebab belum seluruh rumah sakit memiliki alat bronkoskopi yang relatif mahal harganya.

"Selain itu, jumlah dokter spesialis paru di daerah pun terbatas jumlahnya," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022