Pada saat ini, menanggapi pandemi dan mempercepat pemulihan ekonomi yang tangguh, berkelanjutan dan inklusif, kita perlu mendorong koherensi kebijakan antara perdagangan, investasi, dan industri
Solo (ANTARA) - Persidangan sesi kedua dalam Pertemuan Kedua Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (6/7), sepakat untuk meningkatkan kapasitas negara dalam merespon pandemi untuk mempercepat pemulihan arsitektur kesehatan global.

Direktur Jenderal Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono, selaku Chair of TIIWG/Ketua Pertemuan TIIWG G20 menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 menjadi tantangan pada kesehatan global saat ini sehingga menjadi isu prioritas yang perlu dibahas dalam sidang demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Pada saat ini, menanggapi pandemi dan mempercepat pemulihan ekonomi yang tangguh, berkelanjutan dan inklusif, kita perlu mendorong koherensi kebijakan antara perdagangan, investasi, dan industri," ujar Djatmiko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Indonesia dalam Presidensi G20 ini mengundang anggota G20 dengan maksud membahas, mengidentifikasi, serta memastikan ketersediaan produksi, distribusi dan transfer teknologi untuk vaksin yang aman, terjangkau dan setara serta barang penting terkait lainnya untuk mempercepat keberlanjutan dan pemulihan ekonomi global yang inklusif. Hal ini selaras dengan pembangunan arsitektur kesehatan global yang lebih baik sehingga tercapainya tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).

Marc Bacchetta, perwakilan dari World Trade Organization (WTO), menyampaikan terdapat kecenderungan terjadinya pandemi yang lebih buruk lagi di masa depan apabila berkaca kepada siklus yang terjadi ratusan tahun belakangan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmerataan distribusi vaksin Covid-19 karena ada perbedaan tingkat teknologi serta penelitian dan pengembangan di antara negara-negara di dunia.

"TRIPs (Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights) WTO memutuskan bahwa negara-negara yang paling membutuhkan vaksin akan diprioritaskan dan mengimbau solidaritas dari negara-negara lain terkait dengan pemerataan ketersediaan vaksin. Diperlukan adanya rencana konkret untuk memproduksi vaksin secara kolaboratif dan sedapat mungkin pada tingkat regional/multilateral," ujar Bacchetta dalam paparannya.

Terdapat beberapa dukungan yang berasal anggota WTO yaitu Deklarasi Menteri tentang Tanggapan WTO terhadap Pandemi Covid-19 dan Kesiapsiagaan untuk Pandemi di Masa Depan; serta Keputusan Menteri tentang Perjanjian Aspek Hak Kekayaan Intelektual yang Terkait dengan Perdagangan.

Negara anggota G20, khususnya Indonesia, berharap TIIWG dapat fokus terhadap pemulihan dampak dari pandemi Covid-19 yang sedang dihadapi global.

Investasi yang inklusif memiliki hubungan erat dengan kesehatan, sehingga kerja sama antara pemerintah ataupun warga negara yang sudah terjalin baik ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik.

Pertemuan Kedua TIIWG G20 akan kembali dilanjutkan dengan sesi persidangan ketiga yang diadakan pada Kamis (7/7) dengan membahas isu prioritas yaitu Mendorong Investasi Berkelanjutan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Global (Spurring Sustainable Investment to Accelerate Global Economic Recovery).

Rangkaian persidangan dalam Pertemuan Kedua TIIWG G20 berlangsung selama dua hari dan terbagi ke dalam tiga sesi persidangan.

Topik pertama, yaitu Reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization)/WTO Reform. Sedangkan dua topik lainnya yaitu “Trade, Investment and Industry Response to Pandemic and Global Health Architecture” dan "Spurring Sustainable Investment for Global Economic Recovery".


Baca juga: Indonesia usung lima target bidang kesehatan untuk G20
Baca juga: Pembahasan arsitektur kesehatan global libatkan menteri keuangan G20
Baca juga: HWG dorong sistem kesehatan global yang tangguh

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022