Saat ini merupakan awal musim angin timuran di perairan selatan Cilacap, puncaknya biasanya pada bulan Agustus-September. Dengan demikian, ikan-ikan mulai bermunculan
Cilacap (ANTARA) - Aktivitas pelelangan ikan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mulai menggeliat seiring dengan datangnya musim angin timuran, kata Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) "Mino Saroyo" Untung Jayanto.

"Saat ini merupakan awal musim angin timuran di perairan selatan Cilacap, puncaknya biasanya pada bulan Agustus-September. Dengan demikian, ikan-ikan mulai bermunculan," katanya di Cilacap, Kamis.

Ia mengatakan dari delapan tempat pelelangan ikan (TPI) yang dikelola KUD "Mino Saroyo" baru TPI Kemiren dan TPI Tegal Katilayu yang mulai ada aktivitas pelelangannya.

Sementara TPI-TPI lainnya, hingga saat ini belum ada aktivitas pelelangan karena hasil tangkapan nelayan belum maksimal.

"Saat ini yang aktivitas pelelangannya sudah jalan baru Kemiren dan Tegal Katilayu, lainnya belum," katanya menegaskan.

Ia mengatakan komoditas perikanan yang dilelang di dua TPI tersebut umumnya berupa udang jerbung dan udang krosok yang saat ini mulai muncul di perairan selatan Cilacap.

Menurut dia, harga udang jerbung saat sekarang sekitar Rp20.000 per kilogram, sedangkan udang krosok mencapai kisaran Rp30.000/kg.

"Sebenarnya kalau di wilayah ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif), saat sekarang sudah mulai muncul ikan tuna dan cakalang," kata Untung.

Ia mengatakan ikan tuna dan cakalang hasil tangkapan nelayan tersebut diturunkan di TPI Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC) yang dikhususkan untuk ikan-ikan bernilai ekonomi tinggi dan berkualitas ekspor.

Akan tetapi, ikan cakalang dan tuna hasil tangkapan nelayan tersebut ketika sampai di TPI PPSC tidak dilelang, melainkan hanya ditimbang dan selanjutnya dibawa ke perusahaan eksportir.

"Kalau dilelang kan ikannya digelar. Khawatirnya kalau digelar di TPI, suhu ikan cakalang dan tuna yang baru dikeluarkan dari freezer yang ada di kapal akan menurun, sehingga ikannya tidak lagi segar," katanya.
Aktivitas pelelangan udang jerbung dan udang krosok hasil tangkapan nelayan di TPI Kemiren, Cilacap, Kamis (7/7/2022). ANTARA/Sumarwoto

Lebih lanjut, Untung mengharapkan kondisi cuaca pada puncak musim angin timuran yang merupakan musim panen ikan bagi nelayan Cilacap tetap bersahabat.

Dengan demikian, kata dia, akan berdampak terhadap peningkatan produksi perikanan di Cilacap pada tahun 2022.

Ia mengakui berdasarkan hasil evaluasi terhadap nilai transaksi pelelangan ikan dari delapan TPI pada periode Januari-Mei 2022 terjadi penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

"Penurunannya hampir 50 persen. Pada periode Januari-Mei 2021, nilai transaksinya sekitar Rp30 miliar, namun pada Januari-Mei 2022 baru sebesar Rp15 miliar," katanya.

Menurut dia, penurunan tersebut dipengaruhi oleh faktor alam yang sering terjadi cuaca buruk di laut.

"Kami dari KUD Mino Saroyo dan HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Kabupaten Cilacap berharap semoga kondisi cuaca tetap bersahabat meskipun diprakirakan akan dipengaruhi fenomena La Nina, sehingga produksi perikanan di Cilacap tidak terkendala," kata Untung.

Salah seorang nelayan yang baru mendarat di TPI Kemiren, Suwarto mengaku hanya mendapatkan udang jerbung dan krosok sebanyak 10 kg setelah setengah hari melaut.

"Tangkapannya sedang kosong, tadi hanya dapat udang jerbung dan krosok sebanyak 10 kilogram. Biasanya kalau sudah memasuki musim angin timuran, banyak ikan yang bermunculan, tapi saat ini belum banyak yang keluar," katanya.

Selain belum banyak ikan yang muncul di perairan selatan Cilacap, kata dia, minimnya hasil tangkapan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi gelombang yang cukup tinggi dan angin yang kencang.

Ia mengakui hasil tangkapan berupa 10 kilogram udang jerbung dan krosok itu tidak bisa menutup biaya operasional karena harga jualnya di TPI hanya sebesar Rp20.000/kg.

"Untuk bisa menutup biaya operasional, paling tidak harus mendapatkan Rp500 ribu, syukur bisa mencapai Rp1 juta," kata Suwarto.

Baca juga: Perikanan Indonesia kebut ekspor ikan tangkapan nelayan ke tiga negara
Baca juga: KKP tekankan Kepmen 19/2022 jadi acuan pengelolaan perikanan

Baca juga: KUD Mino Saroyo Cilacap jadi role model program korporasi petani nelayan
 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022