Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan pihaknya bergerak cepat untuk mengonfirmasi terkait laporan belasan WNI meninggal di rumah tahanan Malaysia dan terus melakukan proses untuk memastikan kondisi pekerja migran Indonesia (PMI) di rumah tahanan setempat.

"Kita gerak cepat, berita yang disampaikan kawan-kawan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB), kita datang ke Kedubes (Malaysia di Indonesia) mengonfirmasi berita tersebut," kata Kepala BP2MI ketika ditemui awak media usai konferensi pers di Kantor BP2MI, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan pihak Kedubes Malaysia di Jakarta telah memberikan klarifikasi bahwa 149 pekerja migran yang meninggal adalah jumlah keseluruhan tenaga kerja asing yang meninggal dunia di Malaysia. Sementara, PMI yang dinyatakan meninggal dunia berjumlah 18 orang.

Benny mengatakan juga telah melakukan pertemuan dengan KBMB untuk melakukan pendalaman terkait informasi mengenai belasan WNI yang meninggal dalam rumah tahanan di Malaysia.

Setelah pertemuan tersebut dia mengaku telah berkirim surat dengan Kementerian Sekretariat Negara RI, Kedutaan Besar RI di Malaysia serta Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia untuk melakukan kunjungan yang sebelumnya dijadwalkan dilakukan pada 7 Juli 2022.

Namun, menurutnya, pihak Kedubes RI di Malaysia menyarankan untuk menunda kunjungan tersebut karena menunggu keluarnya izin dari pihak imigrasi Malaysia untuk melihat rumah tahanan tersebut.

"Masih menunggu jadwal. Tapi terkait gerak cepat respons kita sudah kita lakukan," kata Benny Rhamdani.

Baca juga: Kepala BP2MI berencana lihat kondisi PMI di rumah tahanan Malaysia
Baca juga: BP2MI: Taiwan setuju naikkan gaji PMI di sektor domestik

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022