Peluang Presiden Joko Widodo sebagai king maker makin kuat karena tidak ada calon yang dominan.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara mengungkapkan keinginan publik agar Presiden Joko Widodo memilih calon wakil presiden untuk mendampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bila maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.

"Ternyata yang menduduki peringkat satu sebanyak 17,8 persen itu pilihan Jokowi. Publik ingin cawapres Prabowo itu dipilih oleh Presiden Jokowi jika nanti maju lagi pada Pilpres 2024," kata Igor Dirgantara ketika menyampaikan Temuan Hasil Survei Kepemimpinan Nasional 2024 secara daring di Jakarta, Jumat.

Igor berpendapat bahwa hasil survei periode Juli ini berdasarkan sejumlah alasan, antara lain, kecenderungan pemilih Presiden Joko Widodo akan bermigrasi pada Prabowo mengingat sang Presiden tak bisa lagi maju pada pemilu mendatang.

Alasan lainnya, publik mengapresiasi keputusan Prabowo bergabung ke pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin, kinerja positif Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, dan sentimen di media sosial yang juga positif.

Igor mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo berpotensial menjadi pembuat raja atau orang yang memiliki kekuatan besar dalam sebuah hasil pemilihan presiden (king maker). Hal ini bila tidak ada calon presiden yang dominan pada Pilpres 2024.

"Kalau pada tahun 2024 tidak ada calon yang dominan seperti Presiden SBY pada tahun 2009 dan Presiden Jokowi pada tahun 2019, peluang Presiden Joko Widodo sebagai king maker makin kuat karena tidak ada calon yang dominan. Apalagi, ada presidential threshold 20 persen," kata dia.

Selain pilihan Presiden Jokowi, hasil survei SPIN juga mengungkap nama-nama urutan kedua hingga kelima berdasarkan keinginan publik mendampingi Prabowo, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (10,9 persen), Ketua DPR Puan Maharani (10,3 persen), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (9,9 persen), dan Wakil Ketua DPD Muhaimin Iskandar (7,2).

Posisi keenam hingga kedelapan, yakni Menteri BUMN Erick Thohir (3,4 persen), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uni (2,3 persen), dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (2,2 persen). Sementara itu, ada 36 persen yang tidak menjawab.

Baca juga: Analis politik sebut Ridwan Kamil lebih cocok sebagai cawapres
Baca juga: Demokrat bantah syaratkan AHY jadi capres atau cawapres untuk koalisi


Survei SPIN juga mengungkapkan nama cawapres berdasarkan keinginan publik bila Ganjar Pranowo maju menjadi capres pada Pemilu 2024, yakni sebanyak 40,2 persen responden menjawab tidak tahu. Namun, 20,9 persen menjawab pilihan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Ini sesuai dengan koridor PDI Perjuangan. Sebanyak 9,2 persen pilihan Presiden Joko Widodo, lalu 8,7 persen memilih Airlangga Hartanto; 7,1 persen Erick Thohir, dan Anies 5,6 persen," kata Igor.

Bila Anies dicalonkan menjadi presiden, responden menyatakan tidak tahu siapa yang pantas menjadi calon wakil presiden. Namun, bagi yang menjawab tahu sebanyak 19,9 persen memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), diikuti Sandiaga Uno (14,3 persen) dan Puan (7,1 persen).

SPIN memulai pengumpulan data pada tanggal 25 Juni—5 Juli 2022 melibatkan responden sebanyak 1.230 orang yang tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia.

Usia responden ini berada mulai 15 tahun hingga 75 tahun ke atas dengan usia terbanyak 40—44 tahun (12,2 persen) dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan, agama, dan suku yang beragam.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner. Teknik sampel yang digunakan adalah multistage random sampling pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar 2,8 persen.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022