Saya harap jamaah tetap jaga stamina dan ikuti pembimbing ibadah.
Mekkah (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta jamaah haji untuk menjaga stamina, karena proses lontar jumrah yang dijangkau dengan berjalan kaki dari Mina merupakan puncak ibadah fisik yang membutuhkan kekuatan fisik.

"Saya harap jamaah tetap jaga stamina dan ikuti pembimbing ibadah," kata Menag, di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu.

Menag yang akrab disapa Gus Men mengatakan jamaah jangan melakukan kegiatan yang tidak diperlukan, juga harus mengikuti yang disampaikan petugas maupun pembimbing ibadah.

"Jangan ambil inisiatif-inisiatif sendiri, ikuti saja. karena di Mina ini puncak kebutuhan fisik, jamaah sangat membutuhkan kekuatan fisik," katanya pula.

Ia mengimbau agar jamaah benar-benar memanfaatkan waktu untuk beristirahat, karena prosesi lempar jumrah masih akan berlangsung dua atau tiga hari lagi, sehingga dibutuhkan fisik yang sehat.

Menag juga ikut melakukan lontar jumrah aqabah dengan berjalan kaki dari Kantor Urusan Haji (KUH) Daker Mekkah yang berbatasan langsung dengan Mina menuju Jamarat.

Karena jaraknya sekitar 1,5 km ke Jamarat dan kemudian akan ke tenda di Mina sekitar 3,5 km, maka Menag mempersiapkan diri dengan minum vitamin dan pemanasan.

Jamaah haji melakukan lontar jumrah aqabah sebanyak tujuh butir kerikil, setelah sebelumnya melaksanakan wukuf di Arafah pada Jumat (8/7) dan didorong ke Muzdhalifah mulai sore hingga tengah malam untuk mabit.

Kemudian dini hari mereka bergerak ke Mina untuk mabit atau bermalam sebelum melempar jumrah. Setelah melempar jumrah aqabah, Minggu (10/7) besok jamaah akan kembali melontar tiga jumrah, yaitu ula, wustha, dan aqabah masing-masing tujuh butir kerikil dan berlangsung hingga 11 Juli atau 12 Zulhijjah bagi yang nafar awal dan hingga 13 Zulhijjah (12 Juli) bagi nafar tsani.

Selanjutnya jamaah melakukan tawaf ifadah, sehingga selesai rangkaian ibadah haji.
Baca juga: Jamaah haji merasa lega doa tercurah usai wukuf
Baca juga: Menag doakan Indonesia semakin jaya saat wukuf di Arafah

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022