Mereka hanya ikut-ikutan saja. Mereka tahunya bahwa bisa belajar agama, tetapi ternyata mereka kaget di balik itu ada tujuan lain.
Kupang (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat terdapat 140 anggota Khilafah Muslimin yang berada di Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

"Mereka itu tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat dan ada di beberapa titik di beberapa pulau di daerah itu," kata Kepala Kesbangpol NTT Jhon Oktavianus, di Kupang, Senin.

Ia mengatakan hal ini berkaitan dengan munculnya kelompok Khilafah Muslimin di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang dinilai meresahkan banyak orang.

Dia mengatakan bahwa 140 orang anggota tersebut memiliki kartu anggota. Namun walaupun memiliki kartu anggota, mereka justru tidak paham bahwa kelompok tersebut bertentangan dengan Pancasila.

"Mereka hanya ikut-ikutan saja. Mereka tahunya bahwa bisa belajar agama, tetapi ternyata mereka kaget di balik itu ada tujuan lain," kata dia lagi.

Jhon mengatakan bahwa pihaknya sudah bekerja sama dengan pemda setempat, Densus 88 dan Polri untuk memantau keberadaan kelompok itu di Labuan Bajo.

Ratusan anggota kelompok tersebut juga sudah berjanji akan meninggalkan baiat dan akan kembali mengakui Pancasila sebagai lambang negara Indonesia.

"Selama bulan Juli ini kami targetkan semuanya bisa melepaskan Khilafah Muslimin, sehingga pada 17 Agustus nanti kami akan undang mereka untuk hadir upacara peringatan," katanya lagi.

Jhon juga menambahkan bahwa sebagai kawasan pariwisata premium, Kabupaten Manggarai Barat, khususnya Labuan Bajo harus terhindar dari berbagai kelompok-kelompok radikalisme yang dapat merusak kawasan wisata itu.

Karena itu, tim yang dibentuk juga sudah mengawasi pergerakan dari kelompok tersebut dan yang menginisiasi kelompok itu di Labuan Bajo juga terus dipantau pergerakannya.
Baca juga: Polisi: hampir 30 sekolah terafiliasi dengan Khilafatul Muslimin
Baca juga: BNPT ungkap pola Khilafatul Muslimin sebarkan ideologi khilafah

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022