Putin tidak mengenal tabu. Oleh karena itu, penghentian total pasokan gas melalui pipa Nord Stream tidak dapat dikesampingkan,
London/Frankfurt (ANTARA) - Pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman akan menjalani pemeliharaan tahunan pada Senin, tetapi negara-negara Eropa khawatir penutupan jalur gas yang semula direncanakan selama 10 hari mungkin diperpanjang karena perang di Ukraina.

Pipa Nord Stream 1 mengangkut 55 miliar meter kubik gas per tahun dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik. Pemeliharaan berlangsung dari 11 hingga 21 Juli 2022.

Operator Nord Stream AG mengonfirmasi penutupan dimulai sesuai rencana pada 0600 CET atau pukul 11.00 WIB dan aliran gas akan turun ke nol beberapa jam kemudian.

Bulan lalu, Rusia memotong 40 persen aliran dari total kapasitas pipa, dengan alasan keterlambatan pengembalian peralatan yang dilayani oleh Siemens Energy Jerman di Kanada.

Baca juga: Rusia hentikan kontrak pasokan gas ke Belanda, Denmark, dan Jerman

Kanada mengatakan pada akhir pekan akan mengembalikan turbin yang diperbaiki, tetapi juga mengatakan akan memperluas sanksi terhadap sektor energi Rusia.

Eropa khawatir Rusia dapat memperpanjang pemeliharaan terjadwal untuk membatasi pasokan gas Eropa lebih lanjut, mengacaukan rencana untuk mengisi penyimpanan untuk musim dingin, dan meningkatkan krisis gas yang telah mendorong tindakan darurat dari pemerintah dan tagihan yang sangat tinggi bagi konsumen.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan negara itu harus menghadapi kemungkinan bahwa Rusia akan menangguhkan aliran gas melalui Nord Stream 1 di luar periode pemeliharaan yang dijadwalkan.

"Berdasarkan pola yang telah kita lihat, tidak akan terlalu mengejutkan sekarang jika beberapa detail teknis kecil ditemukan dan kemudian mereka bisa mengatakan 'sekarang kita tidak bisa menyalakannya lagi'," kata Habeck di sebuah acara, akhir Juni lalu.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak klaim bahwa Rusia menggunakan minyak dan gas untuk memberikan tekanan politik, dengan mengatakan penutupan jalur gas untuk pemeliharaan adalah agenda rutin yang dijadwalkan, dan tidak ada yang "menciptakan" perbaikan apa pun.

Ada jaringan pipa besar lainnya dari Rusia ke Eropa, tetapi alirannya telah menurun secara bertahap dan Ukraina menghentikan satu rute transit gas pada Mei akibat campur tangan pasukan pendudukan Rusia.

Rusia telah memotong pasokan gas ke beberapa negara Eropa yang tidak memenuhi permintaan pembayaran dalam rubel.

"Beberapa bulan terakhir telah menunjukkan satu hal: Putin tidak mengenal tabu. Oleh karena itu, penghentian total pasokan gas melalui pipa Nord Stream tidak dapat dikesampingkan," kata Timm Kehler, direktur pelaksana asosiasi industri Jerman Zukunft Gas.

Jerman telah beralih ke tahap dua dari tiga tahap rencana darurat penanganan gas, yang merupakan satu langkah sebelum pemerintah menjatah konsumsi bahan bakar.

Berlin juga memperingatkan tentang adanya resesi jika aliran gas Rusia dihentikan.

Pukulan terhadap ekonomi bisa mencapai 193 miliar euro (sekitar Rp2.929 triliun) pada paruh kedua tahun ini, berdasarkan data dari asosiasi industri vbw negara bagian Bavaria, bulan lalu.

"Penghentian tiba-tiba impor gas Rusia juga akan berdampak signifikan terhadap tenaga kerja di Jerman. Sekitar 5,6 juta pekerjaan akan terpengaruh oleh konsekuensinya," kata Bertram Brossardt, direktur pelaksana vbw.

Efeknya akan lebih luas lagi. Penghentian total akan membuat harga gas Eropa lebih tinggi lebih lama, karena telah berpengaruh pada industri dan rumah tangga.

Sementara itu, harga gas grosir Belanda telah meningkat lebih dari 400 persen sejak Juli lalu.

"Jika Nord Stream terputus, atau jika Jerman kehilangan semua impor Rusia, maka efeknya akan terasa di seluruh Eropa barat laut," kata Menteri Energi Belanda Rob Jetten.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pekan lalu, dia mengatakan ladang gas Groningen di Belanda masih dapat dipanggil untuk membantu negara-negara tetangga jika terjadi pemutusan total pasokan Rusia, tetapi meningkatkan produksi akan berisiko menyebabkan gempa bumi.

Penghentian pasokan melalui Nord Stream 1 akan merugikan Rusia serta Eropa Barat.

Kementerian Keuangan Rusia telah mengatakan pada Juni bahwa mereka mengharapkan untuk menerima 393 miliar rubel (Rp93,6 triliun) lebih banyak pendapatan minyak dan gas daripada perkiraan dalam perencanaan anggarannya.

Untuk Juli, mereka mengharapkan 259 miliar rubel (Rp63,5 triliun) lebih banyak dari rencana anggaran yang diproyeksikan.

Pemeliharaan yang diperpanjang juga dapat mengakibatkan lebih banyak penghentian produksi gas Rusia, kata Goldman Sachs.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jerman akan masuki Fase 2 rencana darurat gas
Baca juga: Jerman hadapi risiko resesi karena krisis gas Rusia semakin dalam

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022