penjemputan jamaah haji oleh anggota keluarganya dilakukan di kota ataupun kabupaten masing-masing
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama mengimbau keluarga tidak menjemput kepulangan jamaah haji baik di bandara maupun asrama haji guna mencegah kerumunan dan penularan COVID-19 yang saat ini menunjukkan kenaikan.

"Keluarga tidak perlu menjemput ke bandara dan di debarkasi," ujar Plh. Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Waryono Abdul Ghafur dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Waryono mengatakan penjemputan jamaah haji oleh anggota keluarganya dilakukan di kota ataupun kabupaten masing-masing, dengan demikian kerumunan bisa diminimalkan.

Baca juga: Petugas seksus Masjidil Haram ditambah untuk layani tawaf ifadah

Pembatasan penjemputan juga dilakukan karena sebelum pulang ke daerahnya masing-masing, jamaah akan dicek suhu tubuhnya setiba di Tanah Air. Jamaah haji dengan suhu tinggi (demam) akan mendapatkan pemeriksaan lanjutan dengan antigen atau PCR.

Sementara itu, Sekretaris Ditjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Yudhi Pramono mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan posko kesehatan di setiap bandara kepulangan jamaah haji Indonesia.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menyiapkan ambulan dan rumah sakit bila ditemukan jamaah haji dalam keadaan darurat kesehatan.

Baca juga: 13 embarkasi siap sambut kedatangan jamaah haji

"Di asrama haji, kami siapkan tim untuk memeriksa jamaah haji yang baru datang. Jadi mereka akan melakukan screening secara menyeluruh," katanya.

Menurutnya, apabila ditemukan gejala-gejala COVID-19 maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yakni antigen atau PCR. Jika ditemukan reaksi ringan maka akan dilakukan isolasi oleh satgas COVID-19 daerah.

"Apabila ditemukan reaksi berat maka akan dilarikan ke rumah sakit yang telah ditetapkan," kata dia.

Baca juga: Jamaah haji harus patuhi ketentuan barang bawaan saat kepulangan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022