Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pedagang mainan di Pasar Gembrong Baru, Jakarta Timur mengeluhkan omset penjualan menurun saat libur kenaikan kelas pada beberapa waktu lalu.

Salah satu pedagang mainan Abeng (33) menuturkan, saat libur kenaikan kelas tiba per harinya dapat mengantongi sekitar Rp800 ribu hingga Rp1 juta. Sedangkan saat anak kembali sekolah hanya mampu tembus angka Rp4-5 juta per hari.

Baca juga: Progres revitalisasi permukiman warga Pasar Gembrong capai 40 persen “Karena napasnya ada di sekolahan, ada di agen-agen ini. Pokoknya mayoritas yang belanja di sini kebanyakan pedagang sekolah yang gelar (lapak) di depan sekolahan,” ujar Abeng di Pasar Gembrong Baru, Selasa.

Senada dengan Abeng, Rian (38) yang juga pedagang mainan ini menyampaikan penjualan kembali merangkak naik saat anak mulai sekolah.

"Kalo lagi rame bisa Rp3-4 juta per hari, kalau sepi satu juta rupiah dapat tapi itu kotor ya," tutur Rian.

Dengan omset yang tidak menentu ini terkadang ia kebingungan mengatur keuangan keluarga serta untuk belanja barang atau mainan yang sedang tren atau banyak dicari pembeli.

Baca juga: Pemkot Jaktim bagikan sapi kurban ke warga Pasar Gembrong

Hal serupa turut dirasakan oleh Desta (31), saat penjualan sedang ramai ia dapat membawa pulang Rp5 juta per harinya, namun apabila sepi pembeli ia hanya mampu mengumpulkan Rp500 ribu hingga Rp1 juta saja.

Para pedagang mainan ini berharap agar pandemi segera berakhir sehingga kondisi dapat bangkit serta kembali normal, semua anak-anak dapat sekolah luring secara penuh sehingga pedagang-pedagang eceran yang menjadi kepanjangan tangan mereka secara tidak langsung dapat membantu menggerakkan penjualan.

"Semoga pemerintah juga berikan modal pinjaman dengan bunga ringan, supaya bisa tingkatkan barang dagangan," tambah Rian

Kawasan Pasar Gembrong yang terletak di Jalan Basuki Rahmat ini merupakan kawasan yang sudah lama dikenal menjual beragam mainan lengkap juga alat tulis.

Baca juga: DKI kemarin, mulai "Earth Hour" hingga alokasi Rp2,7 miliar untuk Y20

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022