Jakarta (ANTARA) - Akademisi dan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia (LKPU FH UI), Ditha Wiradiputra menilai langkah investasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kepada PT Gojek Tokopedia Indonesia Tbk (GoTo) melalui Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sudah tepat dan menunjang bisnis di masa depan.

Selain Telkomsel, GoTo telah memiliki beberapa investor sekelas Google, Alibaba Group, Facebook, Temasek hingga Astra Internastional.

Menurut dia, itu merupakan hal wajar karena perusahaan telekomunikasi harus mampu beradaptasi dengan perkembangan industri digital, baik melalui investasi maupun berkolaborasi dengan perusahaan teknologi.

Baca juga: Anggota Komisi VI DPR dukung investasi Telkomsel ke GoTo

“Jadi Telkomsel masuk ke situ bukan karena khilaf atau apa, tapi sudah dalam perencanaan dan untuk menunjang bisnis dia ke depan,” kata Ditha Wiradiputra dalam keterangannya pada Rabu.

Ia berharap investasi Telkomsel kepada GoTo tidak diseret ke ranah politis, melainkan perlu didukung untuk terus berkembang karena menghasilkan keuntungan.

“Coba Anda bayangkan, Facebook tetap membeli WhatApp dengan nilai ratusan triliun meskipun dia tahu potensi pendapatan dari WhatApp tidak ada. Nah ini, investasi Telkomsel yang jelas-jelas menghasilkan kok dipersoalkan,” katanya.

Ditha menekankan bahwa bisnis model perusahaan digital memerlukan waktu untuk tumbuh. Sebagai contoh, investor Amazon diperbolehkan merugi dalam kurun waktu tertentu dalam membangun bisnisnya.

“Di awal dia pasti akan mempelajari dan mengoleksi data-data terlebih dahulu, dan itu bisa menjadi market power. Data itu sekarang memegang peranan besar,” kata dia.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Muchlis Ainur Rofik mengkritisi upaya sebagian kalangan untuk membawa investasi Telkomsel kepada GoTo ke ranah politis.

Menurut Muchlis, mendekati tahun 2024 atau tahun politis, isu tertentu akan dimanfaatkan kalangan tertentu untuk menjatuhkan lawan. Apalagi dalam isu investasi Telkomsel yang menjadi sasaran tembak adalah Menteri BUMN. Menurut survei SMRC, dia bilang, Menteri BUMN Erick Thohir saat ini berada di klaster kedua tertinggi sebagai sosok yang potensial.

"Erick adalah new comer di kabinet dan di dunia politik, tapi memiliki potensi yang besar sehingga jadi sasaran. Politisasi yang tidak didukung fakta menjadi sangat berbahaya dan merugikan kepentingan masyarakat juga” ungkap Muchlis.

Untuk itu, Muchlis mewanti-wanti kepada publik agar lebih jeli dan mencerna dengan baik berbagai informasi apapun jelang tahun politis, terlebih terkait investasi Telkomsel yang menurutnya sudah dijalankan dengan sesuai aturan.

Ia melihat, beberapa tahun terakhir sudah banyak perusahaan telekomunikasi di berbagai negara yang berinvestasi ke perusahaan digital untuk mengembangkan bisnisnya. Sehingga, keputusan Telkomsel untuk berinvestasi ke perusahaan digital merupakan upaya tepat untuk jangka panjang.

“Misalnya saat pandemi, banyak pengusaha pemula yang masuk ke ekosistem Gojek dan berhasil meningkatkan usahanya. Belum lagi dengan Tokopedia. Jadi ini banyak aspek positif yang bisa dieksplorasi dari investasi Telkomsel tersebut, jadi jangan dibawa-bawa ke kepentingan lainnya,” tegas Muchlis.

Baca juga: Pengamat hukum: Investasi Telkomsel di GoTo sesuai tata kelola

Baca juga: Sinergi Telkomsel-GOTO sasar 114 juta pengguna industri "game mobile"

Baca juga: Pengamat: Investasi Telkomsel di GoTo jadi aksi korporasi yang pas

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022