Permintaan yang meningkat untuk produk rempah, termasuk lada hitam, disebabkan mulai pulihnya ekonomi dunia seiring meredanya pandemi COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Indonesia Eximbank (IEB) Institute Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menilai ekspor lada hitam meningkat pada kuartal I 2022 seiring pulihnya ekonomi global dan terkendalinya pandemi COVID-19.

"Permintaan yang meningkat untuk produk rempah, termasuk lada hitam, disebabkan mulai pulihnya ekonomi dunia seiring meredanya pandemi COVID-19," kata Kepala Divisi Indonesia Eximbank (IEB) Institute LPEI Rini Satriani dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Ekspor lada hitam yang ditumbuk maupun tidak ditumbuk pada kuartal I 2022 mencapai 17 juta dolar AS, naik 44,05 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 11,8 juta dolar AS.

Peningkatan nilai ekspor lada hitam Indonesia juga sejalan dengan volume ekspor pada periode tersebut yang mencapai 4,85 ribu ton atau meningkat 10,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 4,4 ribu ton.

Baca juga: Luhut dorong produk unggulan Bangka Belitung rambah pasar global

"Selain itu daya saing lada hitam Indonesia yang terbilang baik di pasar global, menjadi competitive advantage bagi Indonesia dalam melakukan ekspor serta didukung pula oleh utilisasi produk lada hitam pada industri makanan dan minuman," ujar Rini.

Lada hitam merupakan salah satu komoditi dari sektor perkebunan yang memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai komoditi ekspor, lada hitam memiliki andil dalam menghasilkan devisa negara, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menyediakan kesempatan kerja bagi para petani.

LPEI mendukung peningkatan ekspor lada hitam melalui serangkaian program jasa konsultasi, diantaranya lewat Program Desa Devisa Lada Hitam.

Berdasarkan data sebaran eksportir lada hitam Indonesia tahun 2020 Provinsi Lampung merupakan kontributor ekspor lada hitam terbesar di Indonesia dengan estimasi 58,33 persen dari total nilai ekspor lada hitam Indonesia.

Karena itu LPEI  menilai Lampung merupakan wilayah yang potensial bagi peningkatan kapasitas eksportir melalui Program Desa Devisa Klaster Lada Hitam yang saat ini tengah dilaksanakan bersama Kementerian Perindustrian.

Baca juga: Ekspor komoditas pertanian Lampung melonjak 6,7 persen

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022