mahasiswa kita ini akan bekerja di garda terdepan pelayanan di bank-bank mitra vokasi,
Malang (ANTARA) - Good performance menjadi salah satu syarat tambahan bagi mahasiswa baru untuk masuk Jurusan Perbankan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB).

Ketua Departemen Bisnis dan Hospitality UB, San Rudiyanto dalam rilis yang diterima di Malang, Rabu, mengatakan kerja sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Indusri (DUDI), terutama dengan instansi perbankan mengharuskan kualifikasi mahasiswa sesuai dengan kebutuhan industri perbankan.

"Tidak sekedar good looking, tapi juga cerdas. Hal ini harus dibuktikan dengan lulus ujian tulis atau nilai passing grade dari nilai rapor calon mahasiswa Vokasi UB," katanya.

San menjelaskan Fakultas Vokasi merupakan pendidikan tinggi yang menyelaraskan kebutuhan link and match dengan DUDI. Keluaran atau lulusan bokasi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang bisa terserap bekerja di industri.

Baca juga: BNPT gandeng UB dan UMM cegah jaringan terorisme di kampus

"Dalam seleksi masuk perbankan kualifikasi seperti itu menjadi salah satu tambahan persyaratan. Proses seleksi tetap dilakukan melalui jalur tes tulis dan nilai rapor untuk menentukan kelulusan calon mahasiswa vokasi sesuai dengan passing grade yang telah ditetapkan," ujarnya.

Tes performance disesuaikan dengan kebutuhan industri perbankan, dimana salah satunya adalah berpenampilan menarik (good looking). Tes performance ini melibatkan praktisi dari perbankan, yang melakukan seleksi secara langsung terhadap calon mahasiswa vokasi.

Good looking tidak boleh dimaknai secara sempit, misalnya harus mahasiswa yang memiliki kriteria cantik atau ganteng sebagaimana yang sedang viral, tapi dari sisi yang lebih luas, seperti berpenampilan menarik, rapi, bersih, enak dilihat, ramah. Ini dapat juga diartikan sebagai good looking.

"Karena mahasiswa kita ini akan bekerja di garda terdepan pelayanan di bank-bank mitra vokasi, sehingga standar pegawai frontliner menjadi kriteria persyaratan," katanya.

San menambahkan pada saat seleksi masuk mahasiswa baru, pihak perbankan juga turut menyeleksi peserta. Persyaratan ini sudah ada sejak vokasi berdiri pada tahun 2012.

Baca juga: Siti Nurbaya Bakar dikukuhkan sebagai profesor kehormatan UB

"Sebelum pandemi, setelah selesai melakukan tes tulis, calon mahasiswa akan dinilai penampilannya oleh praktisi dari perbankan. Pada saat pandemi, karena tidak dimungkinkan luring, penilaian bagi calon mahasiswa pendaftar program studi keuangan dan perbankan diminta mengirimkan portofolio berupa foto dan video yang digunakan untuk penilaian tes penampilannya oleh pihak perbankan,"katanya.

Persyaratan penampilan tidak hanya berlaku untuk program studi perbankan saja. Namun, untuk jurusan lain ada tes penampilan dalam bentuk mengumpulkan portofolio sebagaimana yang sudah ditetapkan.

Inilah yang membedakan pendidikan vokasi dengan program akademik lainnya. Pendidikan vokasi dituntut untuk menghasilkan mahasiswa siap untuk bekerja. Oleh karena itu, jika tidak terserap dengan dunia industri dan dunia usaha, artinya tidak sejalan dengan tujuan dari pendidikan vokasi.

"Untuk kuota mahasiswa perbankan, kami menyesuaikan dengan permintaan dari industri perbankan, karena kita terkoneksi dengan mereka. Saat ini, kami memiliki sekitar 100 mahasiswa (satu angkatan). Insya Allah peminatnya mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena kami memperluas kerja sama dengan jejaring bank-bank mitra vokasi UB yang lain," katanya.

Baca juga: Fakultas Hukum UB raih akreditasi internasional dari AQAS

Tidak hanya sebagai tim seleksi, lanjutnya, para praktisi tersebut juga ikut menjadi dosen luar biasa di vokasi, menyusun kurikulum bersama, dan membantu penempatan mahasiswa untuk magang di perbankan pada industri. Harapannya, ketika mereka dilibatkan secara aktif dalam proses pendidikan di vokasi, persentase keterserapan lulusan jurusan keuangan dan perbankan akan semakin tinggi.

San mengungkapkan ketika mahasiswa vokasi magang di bank tertentu yang menjadi Mitra Vokasi, beberapa mahasiswa mendapatkan uang saku di atas upah minimum kota/kabupaten (UMK), ada beberapa mahasiswa menerima uang saku sebesar Rp 4,2 juta hingga Rp 4,5 juta.

Program Studi Perbankan Fakultas Vokasi menjadi salah satu yang paling diminati. Satu angkatan mahasiswanya sekitar 500 orang. "Ke depan, kami mengkaji untuk dapat ditingkatkan jenjang akademiknya dari D3 menjadi Sarjana Terapan (D4)," ucapnya.

Hal ini, katanya, merespons kebutuhan sarjana terapan (D4) sebagai persyaratan untuk dapat menjadi pegawai tetap pada suatu bank yang menjadi mitra vokasi. "Ini juga untuk memenuhi link and match pendidikan vokasi UB dengan dunia usaha dan industri," katanya.

Baca juga: UB perkuat pengawasan kegiatan mahasiswa antisipasi radikalisme

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022