Karakter perlu dipersiapkan dengan baik agar muncul pemimpin yang berkualitas.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Presiden Moeldoko menyebut pembentukan karakter bagi generasi harus utama dalam pendidikan agar dapat mencegah konflik antarpemuda.

Pendidikan karakter tersebut, kata Moeldoko, perlu diterapkan guna cegah konflik antarpemuda, termasuk kasus penembakan antaranggota Propam di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo.

"Saya tidak berbicara case (penembakan antaranggota Polri) itu, ya, itu special case. Akan tetapi, dalam sebuah pendidikan itu faktor karakter menjadi utama, tidak cukup dengan faktor intelektual," kata Moeldoko di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara Jakarta, Kamis.

Meski menolak untuk berkomentar lebih lanjut mengenai insiden saling tembak tersebut, Moledoko menyebut karakter perlu dipersiapkan dengan baik agar muncul pemimpin yang berkualitas.

"Akan tetapi, bagaimana karakter anak muda harus terbangun dengan baik? Di antaranya KSP ini akan memberikan kontribusi bagaimana karena mereka nanti disiapkan menjadi seorang pemimpin maka karakternya itu harus dimunculkan dengan baik. Kalau special case tadi, saya pikir penjelasan Pak Mahfud dan jajarannya, saya tidak masuk ke hal teknis," ungkap Moeldoko.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebut kasus tersebut tidak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul pada penanganan maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya.

Sebagai Ketua Kompolnas, Mahfud juga mengaku sudah berpesan kepada Sekretaris Kompolnas Benny J. Mamoto untuk aktif menelisik kasus ini guna membantu Polri membuat perkara menjadi terang.

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo juga telah membentuk tim gabungan yang terdiri atas satuan kerja internal Polri dan mitra kepolisian dalam hal ini Kompolnas dan Komnas HAM untuk membantu mengungkap peristiwa baku tembak antaranggota Polri di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo.

Peristiwa baku tembak antara dua anggota Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, yakni Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir J) dan Bharada E, di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo, kompleks Polri Duren Tiga No. 46 kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB.

Penembakan terjadi antara Brigadir J selaku anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai ajudan drive caraka (ADV) istri Kadiv Propam Polri danBharada E yang bertugas sebagai pengawal (ADV) Kadiv Propam Polri.

Penembakan tersebut mengakibatkan Brigadir Nopryansah tewas tertembak dengan tujuh lubang peluru di tubuhnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, Senin (11/7), mengatakan bahwa peristiwa itu berlatar belakang pelecehan dan penodongan pistol terhadap istri Kadiv Propam Polri, Putri Ferdy Sambo.

Baca juga: Moeldoko: Pembatalan pencabutan izin Ponpes Shiddiqiyyah bijaksana
Baca juga: Moeldoko: pemerintah tekankan penggunaan masker di ruangan

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022