Pembebasan lahan kami rencanakan pada akhir tahun ini dan selesai pada akhir 2023. Kemudian dioperasionalkan pada akhir 2025 atau awal 2026
Kulon Progo (ANTARA) - PT Jogjasolo Marga Makmur menargetkan jalan bebas hambatan Solo-Yogyakarta-Bandara Internasional Yogyakarta yang melalui enam kecamatan/kalurahan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, beroperasi pada akhir 2025 dan paling lambat awal 2026.

Direktur Teknik PT Jogja Solo Marga Makmur, Pristi Wahyono di Kulon Progo, Kamis, mengatakan pembangunan jalan tol itu termasuk proyek strategis nasional (PSN) di mana yang bertanggung jawab adalah Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga.

"Pembebasan lahan kami rencanakan pada akhir tahun ini dan selesai pada akhir 2023. Kemudian dioperasionalkan pada akhir 2025 atau awal 2026," kata Pristi Wahyono.

Dia mengatakan di Kulon Progo sendiri ada enam kecamatan/kapanewon dan 17 desa/kalurahan yang dilalui jalan bebas hambatan Solo-Yogyakarta-Bandara Internasional Yogyakarta.

Adapun wilayah yang dilalui, yakni Kapanewon Sentolo (Kalurahan Banguncipto dan Kaliagung), Kapanewon Nanggulan (Kalurahan Donomulyo), Kapanewon Pengasih (Kalurahan Pengasih, Karangsari dan Sendangsari).

Kemudian Kapanewon Wates (Kelurahan Wates), Kapanewon Temon (Kalurahan Kulur, Kaligintung, Temon Wetan, Temon Kulon, Karangwuluh, Sindutan, Kebonrejo dan Janten) serta Kapanewon Kokap (Kalurahan Hargorejo dan Hargomulyo).

Selain itu, jalan tol Solo-Bandara Internasional Yogyakarta akan dilengkapi tiga "exit tol" yang berada di Sentolo, Wates dan Bandara Internasional Yogyakarta.

"Exit tol Yang dibangun terlebih dahulu di Wates dan Bandara Internasional Yogyakarta. Sedangkan, exit tol di Sentolo karena dari kajian analisa kita trafiknya sangat kecil sehingga dibuat terakhir," kata Pristi.

Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 38,5 kilometer ini direncanakan mulai akhir tahun ini dan ditargetkan selesai akhir 2023.

Pristi mengatakan trase pembangunan jalan tol sudah selesai.

Hanya saja, pihaknya masih menunggu proses diterbitkannya izin penetapan lokasi (IPL) yang dikeluarkan oleh Gubernur DIY. Diharapkan IPL itu segera diterbitkan.

"Memang perlu proses. Setelah IPL keluar kemudian sosialisasi ke masyarakat dan pembebasan. Pembangunan jalan tol di DIY ada dua seksi, IPL yang di Sleman sudah keluar namun yang di Kulon Progo belum karena saat pengajuan kita juga ada keterlambatan," katanya.

Menurut dia, keuntungan dibangunnya jalan bebas hambatan ini, yakni mempersingkat waktu perjalanan masyarakat yang akan ke Bandara Internasional Yogyakarta.

Setelah beroperasi bandara, banyak keluhan masyarakat terkait kepadatan lalu lintas di jalan tersebut sehingga membutuhkan waktu perjalanan selama 2-3 jam.

"Adanya jalan bebas hambatan ini, nantinya mempersingkat waktu perjalanan yang akan ke bandara karena hanya membutuhkan waktu 30 menit," katanya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo, Tri Saktiyana menyampaikan pembangunan jalan bebas hambatan ini harus dipersiapkan dengan matang agar tidak ada gangguan lingkungan di kemudian hari.

"Karena jalan bebas hambatan ini dibangun di atas tanah yang tentunya akan melawati sungai maupun saluran air yang bisa mengganggu lingkungan. Sehingga sejak awal harus dicermati," katanya.

Baca juga: Kementerian PUPR: Konstruksi Tol Solo-Bandara YIA Kulon Progo dimulai

Baca juga: Menhub ajak masyarakat naik Kereta Bandara YIA

Baca juga: Pelita Air melayani penerbangan rute Bandara Soekarno-Hatta-YIA

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022