Pergerakan IHSG dan mayoritas bursa regional Asia cenderung menguat di tengah pasar yang terbebani rilis data inflasi Amerika Serikat
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup menguat di tengah kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS)

IHSG ditutup menguat 49,1 poin atau 0,74 persen ke posisi 6.690,09. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 12,14 poin atau 1,3 persen ke posisi 948,57.

"Pergerakan IHSG dan mayoritas bursa regional Asia cenderung menguat di tengah pasar yang terbebani rilis data inflasi Amerika Serikat, namun tampaknya pelaku pasar dan investor sudah memprediksi data inflasi tersebut akan menjadi petunjuk kebijakan moneter bank sentral AS," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo dalam ulasannya di Jakarta, Kamis.

Data inflasi di Negeri Paman Sam selama Juni yang dirilis kemarin, melebihi ekspektasi pasar yaitu tercatat 9,1 persen (yoy), di atas konsensus 8,8 persen (yoy).

Kenaikan inflasi tersebut diperkirakan dapat meningkatkan prospek pengetatan The Federal Reserve yang lebih agresif di mana bank sentral diprediksi kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin.

Di sisi lain Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan, pembuat kebijakan mungkin perlu mempertimbangkan kenaikan 100 bps karena inflasi Juni yang lebih tinggi.

Dengan meningkatnya prospek pengetatan The Fed yang lebih agresif dan juga kondisi di seluruh dunia sedangkan menghadapi tekanan inflasi yang tinggi, dinilai membuat peluang bank sentral di seluruh dunia akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuannya.

Hal itu akan mendukung meningkatnya kekhawatiran resesi yang melemahkan permintaan dan membayangi kekhawatiran atas pasokan yang ketat.

Selanjutnya, pasar juga merespon positif surplusnya neraca perdagangan China pada Juni 2022 yang tercatat 97,94 miliar dolar AS yang ditopang dengan meningkatnya ekspor sebesar 17,9 persen dan impor tumbuh 1 persen.

Sementara dari dalam negeri, di tengah perkembangan inflasi, Bank Indonesia memberikan sinyal adanya ruang untuk menaikkan suku bunga acuannya dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal saat ini. Pelaku pasar berharap Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas moneter dalam negeri.

Dibuka melemah, IHSG tak lama menguat dan menghabiskan waktu di zona hijau sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah berada di teritori positif hingga penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor terkoreksi dimana sektor keuangan turun paling dalam yaitu minus 0,83 persen, diikuti sektor properti & real estat dan sektor barang baku masing-masing minus 0,61 persen dan minus 0,31 persen.

Sedangkan delapan sektor meningkat dimana sektor perindustrian naik paling tinggi yaitu 2,29 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang konsumen primer masing-masing 0,85 persen dan 0,64 persen.

Sepanjang hari ini, indeks LQ45 bergerak menguat. Saham-saham yang mendominasi penguatan yaitu GOTO, ASII, TLKM, UNTR, CPIN. Sedangkan saham-saham yang mendominasi pelemahan yakni ANTM, MDKA, BFIN, TOWR, ICBP.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 911.861 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,66 miliar lembar saham senilai Rp10,66 triliun. Sebanyak 209 saham naik, 295 saham menurun, dan 177 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 164,62 poin atau 0,62 persen ke 26.643,39, indeks Hang Seng turun 46,74 poin atau 0,22 persen ke 20.751,21, dan indeks Straits Times terkoreksi 35,64 poin atau 1,14 persen ke 3.093,05.


Baca juga: IHSG melemah, terdampak rilis data inflasi AS tertinggi sejak 1981
Baca juga: IHSG ditutup jatuh 77,3 poin, pasar menanti rilis data inflasi AS
Baca juga: IHSG terkoreksi menanti rilis data inflasi AS

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022