Pembentukan masyarakat Indonesia yang siap digital adalah prasyarat mutlak untuk dapat merealisasikan manfaat ekonomi dan keuangan digital.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan mengenai masyarakat siap digital sebagai upaya menuju visi Indonesia 2045 dalam sesi Leaders Insight pada Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022.

“Pembentukan masyarakat Indonesia yang siap digital adalah prasyarat mutlak untuk dapat merealisasikan manfaat ekonomi dan keuangan digital,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa pembentukan masyarakat siap digital bisa dilakukan dengan mendorong aspek-aspek penting yaitu peningkatan dari sisi literasi, aksesibilitas, keterampilan, dan ketenagakerjaan.

Baca juga: Airlangga: Ekonomi biru berpotensi ciptakan jutaan lapangan kerja

Pemerintah terus mengupayakan layanan jangkauan dan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana agar konektivitas bisa tersambung lebih merata dan adil. Pemerintah juga menyadari pentingnya penguatan kerja sama serta dukungan dari pihak swasta, terutama dari Big Tech Firms untuk pengembangan aksesibilitas digital di Indonesia.

“Pemerintah berupaya agar pengembangan keahlian digital dengan menyediakan beasiswa di bidang TIK melalui program Digital Talent Scholarship,” ujarnya.

FEKDI 2022 juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan digitalisasi di Indonesia. Kegiatan yang diinisiasi oleh Bank Indonesia dan Kemenko Perekonomian bersama stakeholder lainnya tersebut digelar untuk menjadi wadah bagi para stakeholder untuk bersinergi agar ekonomi keuangan digital di Indonesia dapat meningkat. Sinergi tersebut diperkuat dengan komitmen bersama melalui peluncuran Gerakan Nasional Ekonomi dan Keuangan Digital.

Baca juga: Airlangga tegaskan penyediaan minyak nabati global harus holistik

Dalam FEKDI 2022, para kolaborator juga berdiskusi mengenai tantangan dan peluang dari mata uang digital (digital currency), percepatan inovasi digital, dan crossborder payment.

“Berbagai diskusi yang telah dilakukan memberikan gambaran bahwa digitalisasi merupakan pilar menuju Indonesia Maju. FEKDI 2022 juga merupakan momentum showcasing berbagai upaya dan kebijakan untuk mendorong ekonomi dan keuangan digital yang inklusif dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional,” jelas Airlangga.

Beberapa contoh showcasing dalam FEKDI 2022 antara lain QRIS dan penggunaan teknologi virtual reality dalam proses pendidikan dan pelatihan vokasi. Terkait QRIS, Airlangga mengatakan bahwa QRIS sebagai payment gateway memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi baik domestik dan crossborder.

“Untuk menyukseskan proses transformasi digital, dukungan dan kesiapan masyarakat sangat diperlukan. Hal ini bertujuan tidak hanya untuk meminimalkan dampak disrupsi, tapi juga mampu mengoptimalkan peluang dan manfaat dari perkembangan teknologi digital,” ucapnya.

Baca juga: Kominfo harap isu digital G20 dapat dipahami masyarakat

Airlangga mengapresiasi penyelenggaraan FEKDI 2022 yang selama 5 hari penyelenggaraannya berhasil menghadirkan tidak kurang dari 1.000 peserta offline dan 10.000 peserta online.

Ia berharap kegiatan FEKDI 2022 yang merupakan side event G20 bisa merepresentasikan kemajuan sektor ekonomi dan keuangan digital serta menjadi ajang upaya peningkatan kerjasama regional dan global.

“Marilah kita dorong dan akselerasi keuangan digital agar pemulihan ekonomi nasional bisa terakselerasi untuk mencapai Visi Indonesia 2045,” ucap Airlangga.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022