Kondisi medis jamaah jadi pertimbangan utama penentuan jadwal kepulangan
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 51 haji Indonesia dengan gangguan kesehatan memperoleh prioritas kepulangan (tanazul) dengan pendampingan intensif tenaga kesehatan, kata seorang pejabat di Kementerian Kesehatan RI.

"Kita lihat skala urgensinya untuk jamaah yang akan di-'tanazul'-kan. Kondisi medis jamaah jadi pertimbangan utama penentuan jadwal kepulangan," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI Budi Sylvana yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan 4.765 haji gelombang pertama mulai kembali ke Tanah Air hari ini melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, diperkirakan tiba di Indonesia pada Sabtu (16/7).

Menurut Budi, jamaah haji tanazul memperoleh prioritas kepulangan pada gelombang 1. Tanazul awal dipulangkan melalui kloter yang berbeda dengan kloter keberangkatan karena alasan sakit dan memenuhi kriteria laik terbang.

Baca juga: Indonesia-Saudi sepakat bentuk tim bersama persiapan haji 1444 H

"Proses tanazul terus berlanjut hingga semua jamaah dipulangkan ke Tanah Air. Tidak menutup kemungkinan jamaah dipulangkan terlebih dahulu dari kloternya, atau bahkan dipulangkan lebih lambat dari kloternya," ujarnya.

Sebanyak 51 haji yang direncanakan mengikuti tanazul merupakan pasien yang sedang mendapatkan perawatan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makah, Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), dan jamaah sakit yang berada di kloter.

''Kondisi pasien akan terus dievaluasi dan dilihat perkembangannya, mana saja yang nanti akan ditanazulkan,'' katanya.

Teknis penentuan tanazul telah disampaikan Kemenkes RI kepada ketua PPIH pusat/Kementerian Agama untuk mendapatkan persetujuan.

Baca juga: Menag ingatkan kembali jamaah tidak bawa zamzam di koper bagasi

"Kami di kesehatan mengusulkan berdasarkan pertimbangan medis tentunya. Namun ini sangat terkait dengan ketersediaan tempat duduk di pesawat, yang akan diatur oleh Kementerian Agama,'' katanya.

Tanazul diprioritaskan bagi jamaah haji yang memungkinkan bergerak tanpa memperberat kondisi fisik, tidak berpotensi menimbulkan kecacatan atau mengancam keselamatan jamaah haji.

Selama perjalanan, kata Budi, jamaah akan dibekali obat-obatan dan peralatan kesehatan yang dibutuhkan seperti oksigen, strecher dan alat bantu kesehatan lainnya.

Saat sampai di Tanah Air, kata Budi, jamaah akan menjalani observasi kesehatan di fasilitas yang tersedia di bandara maupun embarkasi sebelum dikembalikan ke daerah asalnya.

Baca juga: Menag sampaikan salam presiden saat lepas kepulangan jamaah SOC 2

Kementerian Kesehatan melaporkan jamaah haji yang dipulangkan lebih awal umumnya karena pertimbangan medis. Terbanyak kasus cardiovaskular (penyakit jantung) dan pasien psikiatrik (gangguan jiwa).

Kemenkes telah mengklasifikasikan lima penyakit terbanyak yang dialami jamaah haji selama di Arab Saudi berdasarkan observasi kesehatan terhadap 98.473 peserta kontrol dan rawat jalan, serta 805 yang menjalani rawat inap.

Penyakit batuk dan pilek dialami 15.953 orang, hipertensi 14.118 orang, saluran napas akut 7.357 orang, nyeri otot 5.492 orang dan kondisi normal, namun dalam proses pemeriksaan lanjutan 5.354 orang.

Jamaah haji dengan penyakit gagal jantung kongesif sebanyak 79 orang, pneumonia 36 orang, hipertensi 33 orang, demam dan penyebab yang belum diketahui 27 orang serta diabetes melitus 26 orang.

Baca juga: PPIH: Jamaah haji Debarkasi Surabaya kloter pertama tiba 17 Juli 2022

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022