Bangladesh adalah salah satu mitra ekonomi penting Indonesia di wilayah Asia Selatan.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Bangladesh Abdul Momen sepakat untuk mendorong penyelesaian negosiasi perjanjian perdagangan istimewa (preferential trade agreement/PTA) antara kedua negara.

"Untuk meningkatkan volume perdagangan, Indonesia dan Bangladesh bekerja sama untuk menyelesaikan negosiasi perjanjian perdagangan istimewa," kata Menlu Retno Marsudi dalam pernyataan pers bersama Menlu Bangladesh di Jakarta, Senin.

Menlu Retno menyebutkan bahwa nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Bangladesh pada 2021 melampaui nilai perdagangan pada masa prapandemi, yakni mencapai lebih dari 3 miliar dolar AS (Rp44,93 triliun). Selain itu, pada periode Januari-Mei 2022, perdagangan kedua negara pun meningkat 30 persen.

"Bangladesh adalah salah satu mitra ekonomi penting Indonesia di
wilayah Asia Selatan. Kami sangat senang melihat tren yang menggembirakan dalam hubungan perdagangan kami," ujarnya.

Baca juga: Bangladesh tawarkan ragam kemudahan investasi ke pengusaha Indonesia

Senada dengan Menlu RI, Menlu Bangladesh Abdul Momen mengatakan hubungan dan kondisi ekonomi Indonesia dan Bangladesh telah berlangsung dengan baik selama 50 tahun terakhir. Kedua negara telah sepakat untuk menggali lebih banyak lagi peluang dalam perdagangan.

"Seperti yang disebutkan Menlu Retno, nilai perdagangan kedua negara meningkat 30 persen dalam beberapa bulan terakhir, dan pada tahun lalu, ada peningkatan dalam perdagangan kedua negara sekitar 50 persen," kata Menlu Momen.

"Kita perlu meningkatkannya, dan hari ini kami membahas banyak upaya yang dapat membantu meningkatkan hubungan perdagangan dua arah (Indonesia-Bangladesh)," lanjutnya.

Dia menekankan salah satu cara utama untuk meningkatkan perdagangan dua arah Indonesia-Bangladesh adalah dengan penyelesaian segera PTA.

"Kami menantikan PTA dan mudah-mudahan itu akan membantu kami meningkatkan perdagangan dua arah," ucapnya.

Selanjutnya, pada pertemuan bilateral itu, kedua Menlu juga sepakat untuk memperluas kerja sama kedua negara di bidang industri strategis, sektor transportasi dan industri halal.

"Di bidang investasi, kami berkomitmen untuk mendekatkan BUMN dan swasta. Saya juga mendorong minat perusahaan Indonesia untuk mempertahankan dan memperluas kehadiran mereka di Bangladesh," kata Menlu Retno.

Dia menyebutkan bahwa salah satu perusahaan Indonesia, yakni Pertamina Power Indonesia (PPI), siap mendukung proyek pembangkit listrik di Bangladesh.

"Dengan dukungan Anda (Menlu Abdul Momen), kami berharap untuk segera menyelesaikan Letter of Intent untuk kerja sama ini," katanya.

Selain itu, Menlu RI dan Menlu Bangladesh itu juga sepakat untuk memperluas kerja sama kedua negara di sektor energi.

"Sementara untuk konektivitas, kami sepakat untuk mendorong kontak yang lebih dekat di antara para pebisnis dan masyarakat kedua negara," ujar Retno.

Pada tahun ini, Indonesia dan Bangladesh merayakan 50 tahun hubungan diplomatik.

Baca juga: Perdagangan bilateral Indonesia-Bangladesh meningkat tajam pada 2021
Baca juga: RI dan Bangladesh berbagi praktik pelibatan pemuda tanggulangi bencana

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022