Jakarta (ANTARA) - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin), akan meluncurkan "gateway" internasional kedua di Manado guna mendukung pertumbuhan ekonomi digital di wilayah Indonesia Timur.

Direktur Wholesale & International Service Telkom Bogi Witjaksono dalam acara temu media di Jakarta, Senin, menjelaskan saat ini semua kegiatan ekonomi hingga konektivitas masih terpusat di wilayah barat Indonesia.

"Secara nasional, traffic digital atau lalu lintas komunikasi itu di atas 90 persen mengarah ke wilayah barat yaitu Batam, Singapura. Baru dari Singapura keluar," katanya.

Bogi menuturkan satu-satunya cara agar mereka yang ada di wilayah timur bisa menikmati layanan yang lebih cepat atau setara di wilayah barat dengan harga yang hampir sama yaitu dengan membuka pintu baru agar lalu lintas tidak terpusat di satu titik saja.

Baca juga: Telkom yakin Edi Witjara perkuat transformasi di PT INTI

"Satu-satunya cara, kita harus membelah jalan raya. Tidak semua masuk ke pintu tol yang sama, tetapi pintu tolnya dibanyakin," katanya mengibaratkan.

Dengan adanya gateway Manado, masyarakat di wilayah Indonesia timur bisa mendapatkan kualitas layanan konektivitas dan harga yang mendekati wilayah barat.

Di sisi lain, adanya gateway Manado diharapkan bisa mendukung keamanan nasional jika terjadi sesuatu di wilayah barat.

"Harapan kami, kalau di situ ada gateway, pelaku industri digital pun pasti akan menuju ke sana sehingga mendorong ekonomi digital di area Indonesia bagian timur," katanya.

Sementara itu, CEO Telin Budi Satria Dharma Purba menjelaskan dari total 17 kabel laut dari Indonesia ke luar negeri, sebanyak 16 diantaranya mengarah ke Singapura dan Malaysia. Artinya, lalu lintas internet Indonesia mayoritas mengarah ke Singapura.

Telin pun menginisiasi rute kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG) SEA-US yang menghubungkan Singapura, Manado (Indonesia), Hawaii dan langsung ke Amerika Serikat sebagai alternatif rute yang umumnya melewati Hong Kong dan Shanghai.

Baca juga: DPR: Investasi Telkom di GoTo perkuat kedaulatan digital

"Kabel IGG SEA-US sudah beroperasi di 2017, sejak saat itu semua cari rute ini untuk backup (cadangan) kalau-kalau terjadi sesuatu di rute biasa," katanya.

Menurut Budi, dengan kondisi geopolitik yang ada, provider AS pun menghindari rute Laut China Selatan dan memilih rute IGG SEA-US.

"Setelah ada kabel IGG SEA-US, sekarang ada alternatif agar tidak bawa internet Singapura sentris. Saat ini 97 persen traffic internet Indonesia lari ke Singapura. Hanya 3 persen yang langsung ke AS dengan kabel IGG SEA-US," katanya.

Budi menilai, selain alasan keamanan dan agar tidak bergantung kepada negara lain, adanya gateway Manado juga diharapkan juga akan mendukung kecepatan internet yang lebih merata di wilayah timur.


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022