Makassar (ANTARA) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan Nurlina Saking menyebutkan, sejauh ini sudah ada 520 ekor hewan ternak terinfeksi virus Penyakit Gigi dan Mulut (PMK).

"Untuk total kecamatan yang terinfeksi (virus PMK) ada 26 kecamatan, dengan jumlah 41 desa. Hewan sakit (terinfeksi) 520 ekor dan terpisah (dikarantina) 453 ekor," kata Nurlina saat rapat dengar pendapat di kantor DPRD Sulsel, Makassar, Senin.

Ia menjelaskan, data tersebut diperoleh dari hasil pemetaan di sembilan kabupaten yang menjadi wilayah zona merah penyebaran. Untuk kasus pertama ditemukan di Kabupaten Tana Toraja pada 28 Juni 2022. Disusul Toraja Utara pada awal Juli, berlanjut di Kota Makassar, Kabupaten Bone, Bantaeng, Jeneponto, Gowa, Takalar, dan Enrekang pada 15 Juli 2022.

"Artinya, dalam kurun waktu dua pekan sudah terjadi pada sembilan kabupaten di wilayah Sulsel. Kasus pertama kita temukan di Tana Toraja ada di lima kecamatan, dengan tujuh desa tertular. Sakit pada ternak ditemukan pada kerbau sebanyak 31 ekor. Alhamdulillah, dari laporan sudah dinyatakan sembuh," paparnya.

Baca juga: DPKH: 173 ternak di Sulsel terjangkit PMK

Baca juga: Sinjai produksi sapi limosin hingga 3.000 ekor per tahun


Selanjutnya, di Kabupaten Toraja Utara ada 12 kecamatan, 22 desa tertular dengan jumlah ternak 129 ekor, telah dipotong bersyarat, 10 ekor, mati enam ekor, sembuh 13 ekor, sisa kasus 109 ekor.

Penularan tersebut, kata dia, sangat besar karena ditemukannya penyebarannya di Pasar Bolu yang merupakan pasar hewan terbesar di pulau Sulawesi. Untuk di Bone, satu kecamatan dengan jumlah desa dua tertular. Kasusnya, sampai hari ini ada 84 ekor, mati tiga ekor, dan tersisa 81 ekor.

Kemudian, Kota Makassar di satu kecamatan, satu kelurahan, sebanyak 10 ekor, empat dipotong bersyarat, dan enam ekor tersisa. di Gowa sementara satu kecamatan satu desa dengan kasus lima ekor diterima, dan dipotong bersyarat satu ekor dan tersisa empat ekor.

"Di Kabupaten Jeneponto ada dua kecamatan, dua desa tertular. Ini sedikit mengejutkan, karena jumlah hewan yang sakit (terinfeksi) sebanyak 232 ekor, telah dipotong bersyarat satu ekor, tersisa 231 ekor. Jeneponto ini terjadi penularan di area pengembalaan," ungkapnya.

Sementara itu, di Kabupaten Bantaeng,
penularan di dua kecamatan, dua desa sebanyak 15 ekor. Dipotong bersyarat sebanyak tujuh ekor tersisa delapan ekor. Di Takalar ditemukan satu kecamatan, satu desa, tercatat ada 113 ekor. Sedangkan belum dilakukan pemantauan bersyarat di Kabupaten enrekang satu ekor di satu desa.

"Langkah kita dilakukan sebelum terjadi wabah, Pemprov mengeluarkan SK Gubernur tentang kewaspadaan ke semua kabupaten kota mewaspadai masuknya PMK. Dibentuk pula Satgas PMK dari perwakilan Forkompinda serta dibentuk Satgas internal dinas yakni Tim Crisis Center atau hot line bagi masyarakat untuk bertanya tentang PMK, " katanya.

Selain upaya pencegahan, tambah Nurlina, telah didistribusikan obat-obatan pencegahan untuk mencegah infeksi sekunder karena ada luka di mulut dan kaki, mengingat virus PMK ini belum ada obatnya. Selain langkah disinfeksi, bantuan vaksin dari Kementerian Pertanian sebanyak 15 ribu dosis juga sudah disalurkan ke wilayah zona merah.*

Baca juga: MUI Sulsel terbitkan rekomendasi antisipasi penularan PMK

Baca juga: Disnak Sulsel tutup akses pengiriman antisipasi penularan virus PMK

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022