Jakarta (ANTARA) - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usaha PT Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritionals) dan Universitas YARSI berkolaborasi melakukan intervensi gizi pada ibu hamil untuk membantu percepatan penurunan stunting di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten mulai Juli 2022 sampai dengan Desember 2022.

"Kalbe melalui anak perusahaan Kalbe Nutritionals memberikan solusi nutrisi terbaik di setiap tahap kehidupan manusia termasuk ibu hamil dan anak-anak. Melalui kerja sama ini kami dapat terus mendukung nutrisi terbaik dalam upaya penurunan stunting untuk bersama-sama sehatkan bangsa," kata Director of Quality, Sustainability, and Support Kalbe Nutritionals, Andy Chendra dalam siaran pers pada Selasa.

Kegiatan itu dilakukan dengan cara memberikan makanan tambahan berupa susu pada ibu hamil serta edukasi tentang penurunan stunting.

Baca juga: Kemenkes: e-PPGBM bantu audit kasus stunting berjalan maksimal

Menurut Andy, kerja sama dengan Universitas Yarsi dan pemerintah terutama Kecamatan Kresek, merupakan sinergi yang baik antara pemerintah, akademisi, dan bisnis. Hal ini dalam rangka membantu pemerintah mempercepat penurunan stunting.

“Kami pun sangat mendukung dan berterima kasih atas kolaborasi dengan Kalbe Nutritionals. Ini merupakan bentuk sinergi peran multipihak, baik pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan dunia industri, dalam menyukseskan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia,“ ujar Rektor Unversitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.

Kabupaten Tangerang dipilih karena Provinsi Banten termasuk ke dalam 12 provinsi prioritas nasional dalam program nasional percepatan penurunan stunting. Lokasi ini juga sudah menjadi mitra Universitas YARSI dalam pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi, terutama bidang pendidikan mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran YARSI.

Ketua Tim Stunting Universitas YARSI, dr. Yusnita, M.Kes., Sp.KKLP. menambahkan, Kalbe dan YARSI ingin membantu pemerintah dalam meningkatkan mutu gizi perseorangan, keluarga, dan masyarakat. Dalam hal ini, stunting dapat dicegah dan gangguannya tidak muncul lagi. Salah satunya, dengan mengonsumsi nutrisi yang tepat.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, hingga memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah. Ibu hamil merupakan salah satu sasaran prioritas dalam program percepatan penurunan stunting dengan pendekatan keluarga. Seluruh anggota keluarga yang berisiko stunting mulai dari remaja puteri, pasangan baru menikah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita harus diintervensi.

Lantaran demikian, pemberian susu pada ibu hamil dilakukan dalam upaya menaikkan berat badan, memenuhi kecukupan kebutuhan protein hewani, serta menurunkan anemia pada ibu hamil. Hal tersebut akhirnya mencegah anak lahir dengan stunting atau panjang badan sewaktu lahir di bawah 48 cm.

Bagi ibu hamil, ada sejumlah indikator suksesnya program stunting ini. Di antaranya, kepatuhan meminum susu, peningkatan pengetahuan tentang stunting, menu gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta adanya evaluasi terukur membandingkan indikator gizi ibu hamil sebelum dan setelah program.

Sebelumnya, Universitas YARSI telah menjalankan program tersebut sejak tahun 2019 di beberapa daerah. Di antaranya, Kabupaten Pandeglang, Kota Jakarta Pusat, hingga Desa Bantar Sari Kabupaten Bogor.

Sementara itu, Strategi Keberlanjutan Kalbe Farma bertajuk “Bersama Sehatkan Bangsa” menunjukkan komitmen Kalbe dalam melakukan inisiatif terkait keberlanjutan dan menjawab kebutuhan pemangku kepentingan. Melalui Pilar SEHAT, yaitu Sains dan Teknologi Kesehatan, Ekosistem dan Kelestarian Lingkungan, Hidup Sehat dan Pendidikan Kesehatan, Akses Layanan Kesehatan dan Total Ekosistem Bisnis Berkelanjutan, menjadi bentuk dukungan Kalbe pada pencapaian tujuh belas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Baca juga: Dexa Group jadi mitra BKKBN dalam cegah stunting

Baca juga: Dokter: Anak wasting dan stunting dapat tingkatkan angka kesakitan

Baca juga: Dokter: Genetik menyumbang 16 persen terjadinya wasting pada anak

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022